25 Kasus Bunuh Diri Terjadi Juli Lalu, Gorontalo Libatkan Sarjana Psikologi Buat Konseling
Gorontalo mencatat ada 25 kasus bunuh diri sepanjang Juli 2023.
REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya menyiapkan sarjana psikolog untuk diterjunkan ke masyarakat. Ini menjadi salah satu upayanya untuk mencegah tindakan bunuh diri di daerah itu yang tergolong fenomenal.
"Kami mulai mendata lulusan sarjana Psikologi di Provinsi Gorontalo. Hal ini dilakukan sebagai salah satu langkah untuk menekan kasus bunuh diri, mengingat tahun 2023 ini banyak terjadi kasus bunuh diri di Provinsi Gorontalo," kata Ismail di Gorontalo, Kamis (3/8/2023).
Pihak Intelijen dan Keamanan Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo menyebut jumlah psikolog di Gorontalo memang masih sedikit. Pemerintah provinsi pun akan memaksimalkan sarjana psikologi.
"Saya minta ibu kepala Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan untuk segera mendata berapa banyak lulusan psikologi, kita memerlukan peran semua pihak untuk menekan atau menghilangkan fenomena bunuh diri ini," kata Ismail.
Psikolog dihadirkan guna bisa memenuhi keperluan pemeriksaan kondisi tingkat stres, emosi, hingga konseling bagi siapa saja yang mulai merasa memiliki masalah dengan kejiwaan. Ismail menuturkan, kehadiran psikolog diharapkan membantu beberapa langkah yang memang sudah diinisiasi Pemprov Gorontalo.
Sejauh ini, Pemprov telah mengadakan ceramah agama di setiap Jumat maupun kegiatan keagamaan lain yang diharapkan bisa menyampaikan terkait dosa bunuh diri. Tim penggerak PKK Goes to School juga mulai melakukan pembinaan karakter bagi anak didik di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sepanjang Juli 2023, kasus bunuh diri di Provinsi Gorontalo mencapai 25 kasus. Kasus terjadi paling banyak di Kabupaten Gorontalo. Jumlah ini belum termasuk kasus percobaan bunuh diri yang berhasil diselamatkan tim medis.