Gara-gara Panas Ekstrem, Ratusan Peserta Jambore Pramuka di Korsel Dirawat di Rumah Sakit
Suhu di lokasi jambore mencapai 35 derajat Celcius.
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sekitar 108 orang dirawat karena penyakit yang berhubungan dengan panas pada Jambore Pramuka Dunia yang diadakan di Korea Selatan. Negara itu sedang mengalami salah satu musim panas terpanas dalam beberapa tahun.
Sebagian besar dari mereka yang dirawat telah pulih.
Sekretaris jenderal panitia penyelenggara Jambore Choi Chang-haeng menyatakan, setidaknya dua masih dalam perawatan di rumah sakit setempat pada Kamis (3/8/2023) pagi.
Upacara pembukaan Jambore dilakukan pada Rabu (2/8/2023) malam. Panitia berencana melanjutkan acara sambil menambah puluhan staf medis untuk mempersiapkan keadaan darurat lebih lanjut.
Kegiatan ini mengumpulkan lebih dari 40 ribu anggota pramuka ke perkemahan yang dibangun di atas tanah yang direklamasi dari laut di kota barat daya Buan. Suhu di sana mencapai 35 derajat Celcius pada Rabu.
Choi bersikeras bahwa acara tersebut cukup aman untuk dilanjutkan dan situasi serupa bisa terjadi jika Jambore diadakan di tempat lain. “Peserta datang dari jauh dan belum menyesuaikan (dengan cuaca),” kata Choi.
Menurut Choi, sejumlah besar pasien dapat dikaitkan dengan penampilan K-pop selama upacara pembukaan. Acara itu membuat banyak remaja kelelahan setelah secara aktif melepaskan energinya.
Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan Lee Sang-min selama pertemuan darurat menginstruksikan pejabat untuk mengeksplorasi semua tindakan yang mungkin untuk melindungi para peserta. Penyelenggara diminta menyesuaikan kegiatan luar ruangan acara, menambahkan lebih banyak kendaraan darurat dan pos medis, juga menambahkan lebih banyak struktur naungan dan AC.
Lee mengatakan, tujuan dari upaya-upaya itu untuk mencegah munculnya satu penyakit serius atau kematian. Ada kekhawatiran tentang mengadakan Jambore di daerah luas tanpa pohon yang biasanya bisa menjadi tempat perlindungan dari panas.
Korea Selatan minggu ini menaikkan peringatan cuaca panasnya ke tingkat “serius”. Status ini menjadi tertinggi untuk pertama kalinya dalam empat tahun karena suhu secara nasional berkisar antara 33 hingga 38 derajat Celcius.
Kementerian Keselamatan mengatakan, sedikitnya 16 orang meninggal dunia karena penyakit terkait panas sejak 20 Mei. Jumlah korban itu termasuk dua orang yang dilaporkan pada Selasa (1/8/2023).