Wali Kota Semarang Jelaskan Filosofi Lomba Nasi Goreng Mbak Ita

Mbak Ita menjelaskan filosofi nasi goreng yang jadi lomba HUT RI

Republika/Bowo Pribadi
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menjawab pertanyaan wartawan, di Desa Mluweh, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Rabu (1/2/2023)
Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menjabarkan filosofi lomba nasi goreng yang digelar oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Semarang yang belakangan viral di media sosial.

Lomba nasi goreng yang digelar menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Kemerdekaan RI dimulai dengan seleksi secara berjenjang, mulai tingkat rukun tetangga (RT) dan juara dari 177 kelurahan maju tingkat kota.

"Saya akan menyampaikan filosofi kenapa tim PKK melakukan kegiatan lomba nasi goreng," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, saat menghadiri lomba masak nasi goreng di Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Semarang, Jumat (4/8/2023).

Pertama, kata dia, nasi goreng adalah menu yang sangat universal dan sudah dikenal masyarakat secara luas. Bahkan, nasi goreng pun sudah terkenal hingga ke luar negeri sebagai masakan khas nusantara.

Kedua, Ita ingin menggerakkan kalangan ibu-ibu untuk kembali memasak di dapur, sebab sekarang ini mulai banyak yang melupakan pentingnya memasak, apalagi dengan mudahnya memesan lewat aplikasi online.

"Ketiga, nasi goreng ini ketentuannya 'Isi Piringku' (pedoman makanan dari Kementerian Kesehatan). Bahwa dalam masakan nasi goreng sudah terpenuhi semua komposisi gizinya," katanya.

Ia mencontohkan kandungan karbohidrat yang diperoleh lewat nasi yang sebenarnya tidak harus memakai nasi putih, tetapi bisa diganti juga dengan nasi merah, nasi porang, dan lainnya.

"Protein (hewani) bisa dari ikan, telur, daging ayam, daging sapi. Kemudian, protein nabati dari minyaknya. Vitamin ada dari sayuran, kan di dalamnya ada tomat, cabai, ditambah buah-buahan," katanya.

Artinya, lanjut dia, di dalam satu piring nasi goreng sebenarnya sudah memiliki banyak manfaat kesehatan bagi masyarakat.

"(Filosofi) Keempat, memanfaatkan urban farming yang sudah digerakkan di Kota Semarang. Ibu-ibu di rumah kan sudha punya tanaman seledri, selada, daun bawang, tomat, dan cabai, bisa dimanfaatkan," katanya.

Tak lupa, ia mengapresiasi kalangan ibu-ibu yang sudah sedemikian antusias dan bersemangat dalam mengikuti lomba memasak nasi goreng tersebut, sebab peran ibu-ibu sangat besar dengan memasak.

Baca Juga


Dimutasi karena sindir nasi goreng Walikota Semarang ...

 

 

Camat Gajahmungkur, Semarang, Ade Bhakti, dimutasi karena menyindir lomba masak nasi goreng yang diadakan Wali Kota yang akrab disapa Mbak Ita tersebut.

Ade dimutasi sebagai sekretaris Pemadam Kebakaran Kota Semarang terhitung mulai 1 Agustus 2023. Memang Ade tidak mengkritik langsung Mbak Ita dalam unggahan Instagramnya empat hari lalu tersebut.

''Sego goreng meneh sego goreng meneg, mbendino nasi goreng,'' kata Ade, saat ada rekannya yang membawakan makan nasi goreng.

Ade memang seolah sengaja membuat konten itu sebagai kritik terhadap kebijakan Mbak Ita yang kerap menggelar lomba nasi goreng. Konten tersebut pun telah mendapat 9.000 like dan lebih dari 330 komentar.


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler