Kisah Ismail, Suami yang Lawan Beruang 20 Menit dengan Tangan Kosong demi Selamatkan Istri
‘Perkelahian’ Ismail dengan beruang berlangsung sekitar 20 menit.
REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Pasangan suami istri (pasutri) yang merupakan warga di Dusun Tungku Duato, Jorong Talaok, Nagari Sariak Alahan Tigo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat diserang oleh seekor beruang. Wali Nagari Sariak Alahan, Tigo Baharudin, membenarkan bahwa dua orang warganya diserang beruang saat hendak pulang dari ladang dan kaget saat bertemu seekor beruang di jalan.
"Penyerangan satwa beruang tersebut mengakibatkan sang istri mengalami luka-luka pada tubuhnya," katanya.
Ia menceritakan kronologi pasutri itu diserang beruang. Berawal di jalan pulang dari ladang, tiba-tiba bertemu beruang dan sang istri langsung diserang beruang. "Saat itu memang kondisinya mereka hanya berdua dan tidak ada warga lain,” katanya.
Melihat sang istri diserang, sang suami, Ismail (43) langsung berusaha menolong istrinya Ermayuni (41) agar bisa lepas dari serangan beruang. “Suami berusaha melerai. Perlawanan mereka cukup lama kira-kira sampai 20 menit. Sang suami menolong dengan tangan kosong, tanpa bantuan apapun,” katanya.
Setelah cukup lama melawan serangan beruang tersebut, barulah akhirnya sang beruang bisa berhenti menyerang dan kabur. “Mereka tidak pakai alat apapun maupun kayu. Beruang bisa dilerai dari istrinya. Kami tidak tau apa penyebabnya beruang ini tiba-tiba menyerang,” ujarnya.
Beruang liar tersebut ukurannya cukup besar seukuran manusia dewasa.“Menurut laporan korban, beruang itu berukuran sudah dewasa, dan besar,” katanya.
Akibat peristiwa ini, sang istri mengalami luka sobek pada bagian punggung kaki hingga lutut dan dibawa ke Puskesmas Talang Babungo untuk penanganan lebih lanjut. “Kami juga sudah melaporkan kejadian ini kepada pihak pemerintah Kabupaten Solok, untuk melaporkan peristiwa ini kepada BKSDA Sumbar. Namun hingga kini belum ada petugas terkait ke lokasi,” katanya.
Ia mengimbau kepada warga agar berhati-hati saat keluar rumah apalagi situasi yang belum kondusif saat sekarang ini. “Kami sudah sampaikan kepada kepala jorong agar mengimbau warganya lebih waspada saat ke ladang. Apalagi situasi seperti saat ini,sembari menunggu pihak BKSDA datang,” kata Tigo Baharudin.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Ardi Andono mengimbau agar warga tidak panik dan segera menjauhi keberadaan beruang. Ia memperkirakan pada masa tertentu beruang tersebut bisa saja memangsa hewan ternak warga.
"Untuk itu tempatkan sesuatu yang berbau tajam seperti merica, cabai, dan kamper. Karena hidung beruang sensitif dan akan menghindari bau yang tajam," kata dia.
"Berbeda dengan hewan lainnya, beruang kalau pakai bunyi-bunyian malah melakukan penyerangan," kata Ardi Andono.