Kemenkeu: Pertumbuhan 5,17 Persen Jadi Bukti Ketangguhan Ekonomi RI
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan resiliensi aktivitas ekonomi nasional.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen pada kuartal II 2023 menjadi bukti ketangguhan ekonomi nasional. Hal ini juga menunjukkan resiliensi aktivitas ekonomi nasional di tengah perlambatan global.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kuatnya pertumbuhan ekonomi nasional juga ditopang oleh kinerja komponen pengeluaran semisal konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan 5,23 persen.
“Pertumbuhan ekonomi nasional lebih tinggi dari ekspektasi pasar, bahkan basis pertumbuhan yang tinggi periode yang sama tahun sebelumnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (8/8/2023).
Dari sisi lain, komponen lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga tumbuh 8,62 persen. Hal ini seiring dengan mulainya aktivitas terkait penyelenggaraan pemilihan umum 2024.
“Konsumsi pemerintah juga tumbuh kuat, yakni dengan capaian 10,62 persen yoy. Pertumbuhan tersebut jauh lebih kuat bila dibandingkan dengan perolehan kuartal I 2023 yang sebesar 3,45 persen yoy,” ucapnya.
Sementara pertumbuhan pembentukan modal tetap domestik bruto atau investasi sebesar 4,63 persen. Kinerja positif pembentukan modal tetap domestik bruto tercermin pada investasi non-bangunan, mesin mekanik, dan penjualan alat berat yang terpantau ekspansif.
Berbeda dengan sejumlah faktor sebelumnya, komponen ekspor dan impor mengalami kontraksi, masing-masing sebesar 2,75 persen dan 3,08 persen. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan perdagangan dunia.
Meski begitu, ekspor produk unggulan nasional masih tumbuh positif. Secara volume, pertumbuhan ekspor batu bara 5,1 persen, olahan kelapa sawit 56,4 persen, dan besi baja 18,0 persen pada kuartal II 2023.
Dari segi lapangan usaha, sektor manufaktur tumbuh 4,88 persen dan sektor perdagangan tumbuh 5,25 persen. Pada sektor manufaktur, kontributor utamanya yakni industri pengolahan makanan dan minuman tumbuh 4,62 persen, sejalan dengan peningkatan produksi olahan minyak sawit dan konsumsi dalam negeri.
Aktivitas hilirisasi juga masih terus mendorong tingkat pertumbuhan industri pengolahan logam dasar tumbuh 11,49 persen pada kuartal II 2023.
“Pertumbuhan investasi nasional terus menunjukkan perbaikan seiring dengan reformasi struktural yang terus digulirkan untuk menciptakan iklim investasi yang makin menarik,” ucapnya.
Ketangguhan tren ekspansi perekonomian nasional yang terjaga hingga pada kuartal II 2023 menjadi modal penting bagi tren pertumbuhan ekonomi ke depan. Adapun kualitas pertumbuhan ekonomi juga terjaga sebagaimana ditunjukkan oleh penurunan tingkat pengangguran menjadi 5,45 persen pada Februari 2023 dan persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 9,36 persen.
Ke depan pemerintah akan memantau dan mengantisipasi risiko perlambatan dunia saat ini yang berdampak kinerja perdagangan internasional Indonesia.
“Dorongan terhadap keberlanjutan tahapan hilirisasi akan terus dilakukan untuk mendorong kinerja ekspor nasional. Pemerintah juga akan terus memanfaatkan sebesar-besarnya berbagai forum kerja sama ekonomi internasional untuk memperluas pasar ekspor produk-produk nasional,” ucapnya.
Dengan pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi serta keberlanjutan perbaikan struktural, pemerintah optimistis tingkat pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 diperkirakan sekitar 5,1 persen.