Mahfud MD: Pilih Pemimpin yang Kejelekkannya Lebih Dikit

Mahfud mengimbau agar masyarakat tidak golput dalam Pemilu 2024.

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Menko Polhukam sekaligus Plt Menkominfo Mahfud MD.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyerukan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya atau tidak golput dalam Pemilu 2024. Hal ini disampaikan Mahfud dalam Forum Diskusi Sentra Gakkumdu yang dipantau secara daring melalui kanal YouTube Kemenko Polhukam RI, Jakarta, Selasa.

Baca Juga


Awalnya, Mahfud mengatakan tidak ada manusia yang sempurna begitu pula dengan seorang calon pemimpin. Setiap calon pemimpin pasti memiliki sisi baik dan buruk.

"Tidak mungkin manusia itu 'oh ini calon pemimpin paling baik', tidak ada itu celahnya atau 'oh ini calon pemimpin atau calon wakil rakyat yang sangat jelek'. Jangan dipilih karena itu tidak ada baiknya. Manusia itu ada baiknya dan jeleknya," kata Mahfud.

Apabila ada pemikiran bahwa semua calon pemimpin itu buruk, Mahfud mengajak agar masyarakat tetap ikut memilih dalam pesta demokrasi lima tahun sekali itu. Dia mengimbau masyarakat untuk memilih pemimpin yang memiliki sedikit kejelekan dibandingkan pemimpin lainnya.

"Kalau saudara berpikiran, wah calon pemimpin kita tidak ada yang baik, jelek semua. Maka jangan tidak memilih, pilihlah yang kejelekannya lebih sedikit, karena pemimpin harus ada," tegasnya.

Menurut dia, masyarakat akan rugi sendiri bila tak ikut berpartisipasi dalam pemilu, sebab pemilu itu bukan mencari pemimpin yang baik, tapi menghalangi orang yang lebih jahat untuk memimpin.

"Ada filsuf politik yang mengatakan begini, 'pemilu itu bukan mencari pemimpin yang baik pemimpin itu sulit loh menghadirkan pemimpin yang baik. Tapi pemilu itu adalah untuk menghalangi orang yang lebih jahat untuk menjadi pemimpin," ujar Mahfud.

Ia menuturkan seorang calon pemimpin yang baik tidak hanya mendengarkan aspirasi kelompoknya yang hanya memanfaatkan politik elektoral maupun politik identitas melainkan mampu mendengarkan aspirasi rakyat dengan baik.

"Dibutuhkan kedewasaan dan kematangan, khususnya partai politik dari tingkat elite hingga akar rumput agar proses demokrasi lima tahunan berjalan lancar dan aman," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler