Soal Oklin Fia, BKMT: Kontennya Bertolak Belakang dengan Gambaran Muslimah Seharusnya

Cara mengekspresikan diri bisa dilakukan dengan membagikan hal yang normal.

Republika/Edwin Dwi Putranto
Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Syifa Fauzia.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Tiktoker Oklin Fia dalam beberapa hari terakhir menjadi perbincangan banyak pihak. Kontennya yang diunggah di media sosial banyak menerima komentar, utamanya kecaman dan hujatan.

Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Ustadzah Syifa Fauzia menyebut apa yang ditampilkan Oklin sangat bertolak belakang dengan gambaran Muslimah seharusnya.

"Untuk video, saya belum lihat seperti apa. Tapi kalau lihat di Instagram, apa yang diekspresikan atau di-publish itu sangat bertolak belakang sekali dengan gambaran Muslimah yang seharusnya," ucap dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (9/8/2023).

Terkait unggahan di media sosial, mengingat apa pun itu pasti ada yang melihat, Ustadzah Syifa menyarankan agar lebih berhati-hati. Cara mengekspresikan diri bisa dilakukan dengan membagikan hal yang normal-normal saja.

"Bisa dengan gambaran kehidupan sehari-hari, aktivitas yang dirasa bisa memberikan inspirasi atau motivasi, kata-kata yang bijak atau positif, saling dukung, saya rasa kalau dalam taraf itu masih nggak masalah ya. Kita menggambarkan keseharian, kesenangan dan nikmat yang Allah SWT berikan pada kita," kata dia.

Sampai sejauh itu, ia menyebut Muslimah masih sangat bisa menyuarakan atau mengekspresikan dirinya. Namun, perlu diingat agar jangan ada konten-konten yang bisa membuat fitnah, menimbulkan ghibah, atau iri dan dengki.

Terlebih lagi ia mengingatkan agar jangan sampai ada konten yang menyangkut pornografi atau pornoaksi. Hal-hal seperti ini sangat tidak dianjurkan.

Dalam mengekspresikan diri...

Baca Juga


"Jadi, saya rasa sebagai orang dewasa, sudah paham mana yang baik dilihat dan tidak," ujar Ustadzah Syifa.

Dalam mengekspresikan diri, ia juga menyebut baiknya disesuaikan dengan kaidah-kaidah keislaman. Misalnya, tidak melanggar Alquran dan hadis, tidak melanggar norma dan etika, serta tidak menyuarakan sesuatu yang akhirnya memunculkan fitnah, ghibah, iri, dan dengki.

"Itu saya rasa menjadi satu hal yang harus kita tahu batasannya," kata dia.

Sebelumnya, Ustaz Wijayanto juga mengingatkan perihal cara Muslimah berpakaian, menyusul foto dan video tang diunggah oleh Oklin Fia. Ia menyebut Allah SWT melaknat hamba-Nya yang berpakaian tapi telanjang.

"Allah SWT melaknat orang yang bertabarruj. Tabarruj itu salah satunya berpakaian tapi telanjang," ujar Ustaz Wijayanto saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (8/8/2023).

Definisi berpakaian tapi telanjang menurutnya ada dua. Pertama, pakaian yang digunakan terlalu ketat sehingga menimbulkan kesan sensual. Selanjutnya, pakaian yang terlalu tipis sehingga apa yang digunakan di dalamnya bisa terlihat.

Karena itu, ia menyebut dalam berpakaian sebaiknya memilih yang tidak menunjukkan lekuk tubuh maupun tidak transparan atau tidak terlalu tipis. Hal ini disebut sesuai dengan definisi pakaian takwa, sebagaimana yang tertulis dalam QS Al Ahzab ayat 59 dan An Nur ayat 31.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler