Erick Thohir, Cak Imin dan Budiman Sudjatmiko Masuk Bursa Cawapres Prabowo

Erick Thohir, Cak Imin dan Budiman Sudjatmiko masuk dalam bursa cawapres Prabowo.

Dok Laily Rachev/Biro Pers Sekre
Presiden Jokowi didampingi Menhan Prabowo dan Menteri BUMN Erick Thohir. Erick Thohir, Cak Imin dan Budiman Sudjatmiko masuk dalam bursa cawapres Prabowo.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Calon Wakil Presiden (Cawapres) pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024 hingga sekarant masih tanda tanya. Sejumlah nama menjadi perbincangan publik walau Prabowo belum menentukan pendampingnya. 

Baca Juga


Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komaruddin mengungkapkan setidaknya ada tiga nama yang potensial menjadi pendamping Prabowo di Pilpres 2023. Ketiganya adalah Muhaimin Iskandar, Erick Thohir hingga Budiman Sudjatmiko.

"Cak Imin karena dia PKB nya sudah koalisi dengan Gerindra. Kalau enggak dipilih jadi Cawapresnya kan bisa lari dia, dan Prabowo kan tidak cukup 20 persen. Cak Imin punya potensi," kata Ujang dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (8/8/2023). 

Adapun mengenai Erick Thohir, Ujang menduga Menteri BUMN itu masih mencari dukungan partai. Menurut Ujang, dukungan PKB tetap perlu dipertahankan di koalisi Gerindra saat Erick dimajukan sebagai Cawapres. 

"Maka kalau Erick Thohir maju pastikan PKB-nya tetap di Gerindra. Saya sih melihat kans di 2 orang itu," ujar Ujang. 

Soal siapa cawapres Prabowo, Ujang menilai keduanya punya kekurangan sekaligus kelebihan masing-masing. Plusnya Cak Imin merupakan Ketum PKB, basis massa NU, massa di Jawa Timur jumlah pemilih terbanyak kedua di Indonesia. Minusnya isu-isu permasalahan di masa lalu.

"Erick Thohir dia punya kekuatan finansial, dia juga dari menteri dan didukung PBNU jadu Cawapres, kekurangannya ya sama akan diserang soal menggunakan BUMN sebagai kampanye terselubung," ujar Ujang.

Apalagi sebagai rekan koalisi Gerindra, Cak Imin satu-satunya pemegang 'golden ticket' cawapres Prabowo. Gerindra pun menyerahkan kepada Cak Imin, apakah tiket tersebut akan digunakan untuk diri sendiri atau menyerahkannya kepada pihak lain.

Nama ketiga yang belakangan muncul adalah Budiman Sudjatmiko. Nama Budiman muncul setelah menemui Prabowo di kediaman Kartanegara IV, Jakarta Selatan pada Selasa (18/7).

"Budiman, dia kelebihannya adalah aktivis. Kekurangannya dia kan di PDIP takutnya PDIP enggak mendukung," ucap Ujang.

Sementara itu, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Komunikonten, Hariqo Wibowo menilai pasangan Prabowo dan Budiman sebagai duet pemersatu bangsa.

"Prabowo dan Budiman itu pasangan pemersatu, karena Prabowo berlatar belakang prajurit yang loyal pada NKRI dan Budiman berlatar belakang aktivis yang vokal," ujar Hariqo.

Hariqo pun menyinggung duet Prabowo-Budiman seperti sosok Soekarno-Hatta. "Iya seperti Soekarno kan kontroversial, tapi bersama Hatta dianggap bisa menjadi pemersatu," ucap Hariqo.

Namun Hariqo menyinggung kendala duet Prabowo-Budiman terletak pada dukungan dari Partai. Sebab Gerindra membutuhkan dukungan partai lain guna memenuhi ambang batas pengajuan Presiden.

"Kan syaratnya diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada Pemilu anggota DPR sebelumnya," ucap Hariqo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler