Siapakah Fernando Villavicencio, Capres Ekuador yang Ditembak Hingga Tewas?

Fernando Villavicencio ditembak usai melangsungkan kampanye di ibu kota Quito.

AP
Calon Presiden Ekuador, Fernando Villavicencio ditembak mati pada Rabu (9/8/2023) ketika sedang kampanye di ibu kota.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Kandidat presiden Ekuador, Fernando Villavicencio ditembak hingga tewas setelah melangsungkan kampanye di Ibu Kota Quito, Rabu (9/8/2023). Dia dikenal sebagai kandidat yang  paling kritis terhadap korupsi, terutama selama pemerintahan mantan presiden Rafael Correa.

Baca Juga


Villavicencio mengajukan banyak tuntutan yudisial terhadap pejabat tinggi pemerintahan Correa, termasuk terhadap mantan presiden itu sendiri. Mantan kolonel intelijen militer, Edison Romo mengatakan, sikap vokal Villavicencio menjadi ancaman bagi organisasi kriminal internasional.

Villavicencio, dari provinsi Chimborazo di Andean, adalah mantan anggota parlemen. Dia juga anggota serikat pekerja di perusahaan minyak negara Petroecuador, dan seorang jurnalis yang melaporkam dugaan kerugian kontrak minyak jutaan dolar AS.

Dia adalah salah satu dari delapan calon presiden yang terdaftar untuk mencalonkan diri dalam pemilihan yang dijadwalkan pada 20 Agustus. Pada Selasa (8/8/2023) Villavicencio membuat laporan ke kantor jaksa agung Ekuador tentang bisnis minyak, tetapi tidak ada rincian lebih lanjut dari laporan itu.

Villavicencio adalah seorang pengkritik vokal mantan Presiden Rafael Correa dan dijatuhi hukuman 18 bulan penjara karena pencemaran nama baik atas pernyataan yang dibuat terhadap mantan presiden.  Dia melarikan diri ke wilayah Pribumi di Ekuador dan kemudian diberi suaka di Peru.

Wartawan Gordon Durnin mengatakan, Villavicencio adalah seorang kritikus terkenal Correa, yang menjadi presiden dari 2007 hingga 2017. “Dia telah mengajukan banyak tuduhan dan bukti terhadap pemerintah Correa atas korupsi,” kata Durnin, dilaporkan Aljazirah.

Sebagai seorang legislator, Villavicencio juga dikritik oleh politisi oposisi karena menghalangi proses pemakzulan tahun ini terhadap Presiden Guillermo Lasso. Langkah ini menyebabkan Lasso menyerukan pemilihan presiden lebih awal.

"Untuk kenangan dan perjuangannya, saya meyakinkan Anda bahwa kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Kejahatan terorganisir telah berjalan sangat jauh, tetapi semua beban hukum akan jatuh pada mereka," kata Lasso.

Villavicencio ditembak hingga tewas setelah kampanye di Ibu Kota Quito. Video yang beredar di media sosial menunjukkan, kandidat presiden itu berjalan keluar dari acara kampanye dengan dikelilingi oleh penjaga. 

Video itu kemudian memperlihatkan Villavicencio memasuki sebuah truk putih diikuti dengan tembakan. Situasi kemudian menjadi kacau dan orang-orang berlarian untuk berlindung di lantai gedung saat tembakan dilepaskan.

Kantor jaksa agung Ekuador mengatakan, tersangka pembunuhan Villavicencio telah meninggal karena luka yang diderita selama penangkapan.

“Seorang tersangka, yang terluka dalam baku tembak dengan petugas keamanan, ditangkap dan dipindahkan, dengan luka parah, ke unit (jaksa agung) di Quito. Ambulans dari pemadam kebakaran mengkonfirmasi kematiannya, polisi sedang memproses pengambilan mayatnya," kata pernyataan kantor jaksa agung di media sosial. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler