Anak Terbiasa Makan Sambil Tonton TV atau Main Gawai, Ini Dampaknya
Anak juga tidak perlu dipangku, digendong, atau diajak keliling kampung saat makan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak sedikit orang tua yang mengaku kesulitan memberikan anaknya makan. Mereka malas makan jika tidak diberikan reward seperti menonton televisi ataupun sambil bermain gawai.
Dokter spesialis kesehatan anak subspesialis kesehatan anak nutrisi dan penyakit metabolik RS Pondok Indah - Puri Indah, Novitria Dwinanda, mengingatkan agar tidak membiasakan anak makan sambil menonton televisi dan bermain gawai. Hal ini akan membuat anak terdistraksi.
Menurut dr Novitria, anak menjadi tidak mengerti apa yang dikonsumsinya dan apa yang diberikan orang tuanya.
"Dia enggak tahu apa yang dikasih. Dia terpana dengan televisi. Dia enggak tahu namanya ayam goreng dan gulai otak itu enaknya kayak apa," ujar dr Novitria dalam diskusi media "Cegah Stunting dan Obesitas pada Anak", di Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Menurut dr Novitria, pada saat anak tidak tahu, anak menjadi pasif. Anak menjadi objek penderita yang hanya bisa membuka mulut untuk makan (mangap).
"Akhirnya, satu titik dia ingin menunjukkan di mana saat itu dia enggak mau makan. Akhirnya gerakan tutup mulut (GTM)," ungkapnya.
Oleh karena itu, anak perlu diajak partisipasi pada saat makan. Anak harus tahu apa yang dia makan, apa yang diberikan saat makan.
"Ini lho rasanya, kita lagi belajar makanan Manado. Kita lagi belajar makanan Yogya, kan dia tahu rasanya. Kita punya banyak banget makanan enak," ujarnya.
Dokter Novitria menyebut makan yang baik itu duduk berhadap-hadapan, tidak boleh disuapi dari belakang. Anak tidak sambil menonton TV atau bermain gawai, tidak sambil main.
"Tidak sambil dipangku, digendong, apalagi keliling kampung," kata dr Novitria.