AS dan Cina Sepakat Tingkatkan Jumlah Penerbanan per Pekan Pasca Pandemi

Jumlah penerbangan penumpang Cina ke AS ditambah dari 12 menjadi 18 penerbangan.

Ilustrasi penerbangan. Pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan AS dan Cina akan menyetujui peningkatan penerbangan penumpang antar dua hingga dua kali lipat.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan AS dan Cina akan menyetujui peningkatan penerbangan penumpang antar dua hingga dua kali lipat. Kerja sama yang jarang terjadi di antara dua perekonomian terbesar di dunia.

Departemen Transportasi AS (USDOT) mengatakan mulai 1 September mendatang AS akan mengizinkan peningkatan jumlah penerbangan penumpang Cina ke AS dari 12 penerbangan per pekan menjadi 18 penerbangan per pekan. Kemudian mulai 29 Oktober akan dinaikan lagi menjadi 24 penerbangan per pekan.

USDOT mengatakan pemerintah Cina akan mengizinkan peningkatan yang sama bagi maskapai AS. Pernyataan ini mengkonfirmasi laporan sebelumnya.

Kesepakatan AS dan Cina yang berselisih di banyak bidang, diumumkan setelah Cina mencabut pembatasan wisata kelompok yang diberlakukan selama pandemi Covid-19 untuk sejumlah negara. Termasuk pasar-pasar terbesar seperti AS, Jepang, Korea Selatan (Korsel) dan Australia.

Pada Jumat (11/8/2023) USDOT mengatakan peningkatan pertama yang akan dimulai 1 September "dilakukan untuk mengantisipasi naiknya permintaan di sekitar tahun ajaran baru." Sumber mengatakan maskapai AS belum memperkirakan keuntungan dari 18 penerbangan per pekan.  

Kedutaan Besar Cina di Washington merujuk pertanyaan seputar kesepakatan ini pada pihak tertentu di Cina. "Penerbangan langsung penting bagi naiknya kunjungan antara rakyat Cina dan Amerika. Kami berharap pulihnya lebih banyak penerbangan akan baik untuk aliran orang dan perdagangan antar dua negara," kata kedutaan.

USDOT mengatakan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Cina bulan Juni lalu konsisten dengan kesepakatan USDOT dan Kementerian Luar Negeri AS dengan pemerintah Cina. "(Kunjungan itu) membuat langkah penting ini memungkinkan," kata USDOT.

Tujuan utama kami adalah meningkatkan lingkungan di mana maskapai kedua belah pihak bisa menjalankan sepenuhnya hak bilateral mereka untuk menjaga keseimbangan kompetisi dan kesempatan yang adil dan setara antara maskapai AS dan Cina," kata USDOT dalam perintah persetujuannya.

Dalam pengajuannya ke USDOT pada Kamis (10/8/2023) Air China mengatakan mereka meminta izin untuk menambah jumlah penerbangan per pekan antara Beijing dan Los Angeles.

China Eastern, Xiamen Airlines dan China Southern juga menawarkan perbangan ke AS, sementara United Airlines, American Airlines dan Delta Airlines saat ini mengoperasikan penerbangan penumpang ke China. United mengatakan mereka akan memperluas penerbangan antara kedua negara di bawah perjanjian tersebut, melanjutkan penerbangan ke Beijing dan memperkenalkan kembali layanan hariannya ke Shanghai.

Asosiasi industri penerbangan AS, Airlines for America mengatakan mereka "mendukung dibukanya kembali layanan udara AS-Cina secara bertahap seiring dengan peningkatan permintaan penumpang dari waktu ke waktu. Perintah yang dimodifikasi hari ini memastikan kesempatan yang adil dan setara bagi maskapai penerbangan AS untuk bersaing di pasar."

Dua puluh empat penerbangan per pekan masih merupakan bagian kecil dari lebih dari 150 penerbangan pulang-pergi yang diizinkan oleh masing-masing pihak sebelum pembatasan pandemi Covid-19 diberlakukan pada awal tahun 2020.

Pada tanggal 3 Mei, USDOT mengatakan akan mengizinkan maskapai-maskapai Cina meningkatkan layanan penumpang AS menjadi 12 penerbangan pulang-pergi per pekan. Sama dengan jumlah penerbangan yang diizinkan Beijing untuk maskapai-maskapai Amerika. Sebelumnya, Cina hanya mengizinkan delapan penerbangan per pekan ke AS. 

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler