Bantuan Air Bersih ke Warga Terdampak Kekeringan di Sukabumi Diperluas
BPBD pemperluas bantuan air bersih ke warga terdampak kekeringan di Sukabumi.
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Upaya bantuan distribusi air bersih kepada warga terdampak kekeringan di Kota Sukabumi terus diperluas. Langkah tersebut karena wilayah yang terdampak kekeringan bertambah dibandingkan sebelumnya.
Pada Sabtu (12/8/2023) ini misalnya pasokan air bersih disalurkan kepada warga di dua titik lokasi di Kecamatan Cikole tepatnya di RT 01 RW 07 dan RT 03 RW 01 Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.
"PMI dan BPBD kembali mendistribusikan air bersih dengan menggunakan truk tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter," ujar Ketua Bidang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Imran Whardhani.
Bantuan ini untuk warga yang saat ini mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang di dua titik lokasi Kecamatan Cikole. Upaya respon ini terang Imran, berdasarkan laporan dan permohonan permintaan distribusi air dari Ketua RW dan tokoh masyarakat setempat kepada PMI Kota Sukabumi.
Laporan tersebut ditindaklanjuti dengan melakukan asesmen dan koordinasi oleh PMI Kota Sukabumi bersama BPBD dan PDAM Kota Sukabumi, serta pihak kecamatan dan kelurahan setempat untuk melakukan rencana aksi pelayanan distribusi air bersih
Selain itu kata Imran, relawan PMI melakukan kampanye hemat air kepada masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya kesiapsiagaan menghadapi ancaman potensi kekeringan dampak fenomena El Nino.
Sebelumnya, bantuan air bersih didistribusikan ke warga Kampung Nanggerang RT 01 dan RT 02 RW 13 Kelurahan/Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi pada Jumat (11/8/2023) lalu. Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik menerangkan, pasokan air bersih di Kampung Nangerangitu ditujukan kepada 30 kepala keluarga (KK) yang terdampak musim kemarau.
Bantuan air bersih ini kata Novian, dengan menggunakan armada truk tangki milik PMI Kota Sukabumi. Penyalurannya kepada warga dibantu oleh petugas PMI dan BPBD Sukabumi.
Menurut Novian, Kecamatan Lembursitu memang menjadi salah satu wilayah yang mulai mengalami krisis air bersih sebagai dampak musim kemarau. Selain Lemburaitu, daerah lain yang saat ini mengalami kesulitan air bersih yaitu Kecamatan Baros dan Cibeureum.
Dalam menghadapi bencana itu kata Novian, BPBD sudah melaksanakan koordinasi dengan semua elemen seperti PDAM, PMI dan intansi terkait lainnya. Langkah tersebut sebagai bentuk koordinasi lintas sektoral dalam mengantisipasi kesulitan air bersih.
Novian menerangkan, BPBD juga sebelumnya telah melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan BPBD Provinsi Jawa Barat. Salah satu hasilnya, Kota Sukabumi tidak masuk ke dalam wilayah yang berpotensi terdampak Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
"Namun hanya terdampak kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan lahan pertanian dan krisis air bersih," kata Novian.
Namun, untuk kewaspadaan warga supaya terhindar dari bencana kebakaran, BPBD juga berkoordinasi dan Satpol PP Bidang Damkar dan kelurahan untuk mensosialisasikan terhadap warganya agar selalu waspada.