Jelang 2024, Menkop UKM Akui Dikejar Target dari Jokowi
Dari target 30 juta UMKM, saat ini baru 22 juta yang sudah go digital.
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO–Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengakui ia hanya punya waktu satu tahun menjelang tahun politik untuk memenuhi target yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo. Target tersebut yakni 30 juta UMKM terhubung ke ekosistem digital.
"Target Pak Presiden cukup besar, pada 2024, sebanyak 30 juta UMKM harus terhubung ke ekosistem digital. Hari ini baru 22 juta," kata Teten ketika ditemui di Lokananta, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (11/8/2023).
Teten mengaku ia harus menyasar kota-kota tingkat kedua untuk memenuhi target tersebut. Ia juga menyasar pasar tradisional untuk digitalisasi agar terhubung ke ekosistem.
"Saya dikejar tinggal setahun lagi, begitu tahun politik, saya harus mempercepat digitalisasi karena itu kita menyasar sekarang kota-kota kedua, termasuk juga pasar tradisional untuk kita digitalisasi agar bisa mengejar target," ungkap Teten.
Karena dengan begitu juga bisa komplet dengan jaringan ritel modern yang sudah didigitalisasi.
Selain itu, Teten juga menyebut produk lokal harus menguasai pasar Indonesia agar tidak didominasi oleh barang dari luar negeri. "Ini penting kita terus memperkuat produk lokal, bagaimana jenama lokal menguasai pasar Indonesia," ujarnya.
Kata Teten, saat ini 53 persen ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Jika angka tersebut terus dipertahankan di atas 50 persen maka tahun depan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa bertahan di atas lima persen.
Oleh sebab itu, Kemenkop UKM mengaku untuk memperkuat dominasi produk lokal, pihaknya menggandeng Google. "Saya juga ingin ajak Google kerja lebih konkret, yakni mengerjakan SNI digital pada program Smesco agar kita punya ekosistem digital yang permanen," kata Teten.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pemerintah daerah melakukan upaya asesmen untuk kemudian dilakukan pendampingan kepada pelaku usaha lokal. "(UMKM) Pada level produksi, begitu bisa produksi ada kebingungan menjual, setelah bisa jual ada order lebih banyak ada problem anggaran, akses permodalan. Itu dua yang utama," kata Ganjar.
Oleh karena itu, salah satu solusi adalah dibutuhkan kreatif hub sebagai upaya mendampingi para UMKM. "Kami ajak berbagi cerita dan ngobrol, tugas kami mendampingi. Misalnya ada yang tidak lolos kurasi, kami minta mereka belajar dulu di kreatif hub, kalau sudah bagus baru jual di e-commerce," kata dia.