Kembali Usung Capres Partai Lain, Golkar Dinilai Masih Minim Tokoh Kuat

Pengamat menilai Golkar mengusung capres dari partai lain karena minim tokoh kuat.

Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Pengamat menilai Golkar mengusung capres dari partai lain karena minim tokoh kuat.
Rep: Febrian Fachri Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, menilai Partai Golkar harus mulai memikirkan masa depan dengan membina kader-kader yang dapat menjadi tokoh besar untuk diusung menjadi calon presiden. Najmuddin menyebut Golkar yang merupakan salah satu partai paling senior di Republik Indonesia sudah kesulitan mengusung kadernya menjadi capres sejak Pemilu 2014 lalu. Sehingga mau tak mau Golkar selalu mengusung capres dari partai lain. 

Baca Juga


"Golkar semakin terdegradasi bila mereka tidak melakukan kaderisasi. Dengan mesin partai yang kuat, harusnya mereka bisa meningkatkan elektabilitas kader untuk menjadi capres. Tapi mereka gagal melakukan itu," kata Najmuddin, Ahad (13/8/2023). 

Terakhir kali Golkar mengusung capres dari internal partai adalah pada Pemilu 2009 lalu. Saat itu Golkar mengusung Jusuf Kalla yang berpasangan dengan Wiranto dari Partai Hanura. 

Pada Pilpres 2014, Golkar yang diketuai Aburizal Bakrie mendukung Prabowo Subianto yang merupakan capres Partai Gerindra. Lima tahun kemudian, Golkar yang dipimpin Airlangga Hartarto mendukung Joko Widodo yang merupakan capres PDIP. 

Untuk Pilpres 2024 ini, Golkar yang masih dipimpin Airlangga hari ini resmi mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo. Padahal hasil rakernas partai berlambang beringin itu menginginkan Airlangga maju menjadi capres. 

"Elektabilitas dan popularitas Airlangga sangat rendah sehingga mereka tidak percaya diri maju," ujar Najmuddin. 

Diketahui, PAN bersama Golkar resmi bergabung dengan KKIR mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024-2029. Acara deklarasi digelar di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (13/8/2023). 

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hadir dalam acara tersebut.

Selain itu, sejumlah petinggi partai ikut hadir. Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus, bersama Ketua DPD Partai Golkar Jabar, Tubagus Ace Hasan Syadzily juga tampak hadir.

Sebelum Partai Golkar dan PAN, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi yang pertama berkoalisi dengan Partai Gerindra. KKIR diteken kedua partai politik pada satu tahun yang lalu.

Setelah PKB, Partai Bulan Bintang (PBB) menyatakan dukungannya kepada Prabowo. Selanjutnya, Partai Gelora akan menyampaikan dukungannya kepada Menteri Pertahanan (Menhan) itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler