Pramuka dan Pendidikan Karakter

Kepanduan menangkap kejiwaan anak yang berkobar-kobar dan antusias terhadap sesuatu, diproses melalui penggemblengan yang benar.

retizen /Prof. Dr. Budiharjo, M.Si
.
Rep: Prof. Dr. Budiharjo, M.Si Red: Retizen
Di usianya yang genap 62 tahun, Pramuka membuktikan mampu menyelenggarakan pendidikan karakter yang masih relevan.

Di Indonesia, gerakan kepanduan populer dengan Pramuka. Pendiri gerakan kepanduan Robert Stephenson Smyth Baden-Powell atau lebih populer dengan Lord Baden Powell adalah seorang militer berpangkat letnan satu, penulis dan pendiri gerakan kepanduan. Tujuannya adalah menjadikan anak sebagai warga negara yang bermutu, khususnya dalam hal karakter dan kesehatan. Kepanduan menangkap kejiwaan anak yang berkobar-kobar dan antusias terhadap sesuatu, diproses melalui penggemblengan yang benar. Anak dibimbing dengan kegiatan-kegiatan kepanduan agar bisa mengenal dirinya, orangtuanya dan lingkungan sekitarnya.


Pramuka yang diperingati 14 Agustus setiap tahunnya, juga memiliki tujuan pada pembentukan karakter anak. Kehidupan seseorang sejatinya lebih tergantung pada pembentukan karakter dibandingkan dengan pelajaran pengetahuan yang didapatnya.

Dalam hal sepele, budaya antri saja, mendapat perhatian besar dari kalangan pakar pendidikan. Beberapa kalangan lebih khawatir anak tidak bisa mengantri daripada tidak bisa matematika. Ini menjadi bukti betapa pembentukan karakter begitu dibutuhkan dan perlu dilakukan sejak belia. Di dalam budaya mengantri, anak dilatih sabar, menghormati hak orang lain dan tidak egois.

Pramuka mengajarkan "ojo anut grubyuk" yang artinya "jangan ikut begitu saja ke mana arah angin bertiup". Ini menjadi pendidikan dasar agar anak memiliki prinsip dalam hidup. Tugas membentuk kepribadian dan karakter ini tidak mudah dan tidak ringan. Namun, kepramukaan yang hadir dalam kegiatan ekstrakurikuler meyakini tujuan-tujuan tersebut bisa dicapai. Nil volentibus arduum yang artinya tidak ada yang mustahil bagi si gagah berani.

Dengan kenyataan itu, kegiatan kepramukaan diisi dengan hal-hal yang mampu melawan rasa takut. Jambore, perkemahan, penjelajahan hingga jerit malam adalah kegiatan-kegiatan yang ditujukan menggembleng siswa untuk lebih berani. Yang menarik, pembentukan karakter anak melalui pramuka banyak dilakukan melalui permainan.

Pramuka meyakini permainan menjadi metode tepat untuk membentuk karakter. Baden Powell pun mengajarkan kepanduan melalui permainan-permainan sederhana yang sarat makna. Bukunya yang menjadi pegangan gerakan kepanduan dunia berjudul Aids to Scoutmastership menjelaskan pendidikan karakter diajarkan melalui;

Pertama, sifat yang humor. Tertawa adalah cara paling efektif mengajak anak untuk mengikuti kegiatan. Apabila kita dapati kerumunan anak yang terdengar gelak tawa, maka itu adalah hal yang baik. Pramuka pun mengajarkan kegiatan kepanduan disampaikan dengan renyah, santai dan penuh jenaka.

Kedua, sifat berani. Anak yang penakut akan dikumpulkan dengan sesama mereka untuk kemudian digembleng menjadi pemberani. Itu fungsinya kegiatan-kegiatan pramuka di alam bebas yang kadang menantang nyali, seperti jerit malam.

Ketiga, membangun rasa percaya diri. Permainan yang ada di pramuka membangun komunikasi antarmereka. Membangun komunikasi dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri anak.

Keempat, cerdas adalah cara lain yang dibangun dalam kegiatan kepanduan. Pola pikir dan kecerdasan anak dikembangkan melalui berbagai macam permainan dan aktivitas. Utamanya, melalui permainan yang mengasah otak atau brain games. Selain terhibur, ada banyak keterampilan yang diasah saat anak memainkan jenis permainan tersebut. Di antaranya pola berpikir kritis dan kemampuan memahami serta memecahkan masalah secara kreatif.

Kelima, setia terhadap teman. Pramuka mengajarkan tentang setia terhadap teman. Kesetiakawanan adalah sikap yang penting untuk anak pelajari. Sebab, seiring dewasanya usia anak, ia akan bertemu dengan banyak orang dan menjalin persahabatan dengan banyak orang. Menjadi pribadi yang setia kawan akan membuat anak jadi sosok yang baik dan banyak orang menyukainya.

Di usianya yang genap 62 tahun, Pramuka membuktikan mampu menyelenggarakan pendidikan karakter yang masih relevan. Revolusi mental yang pernah digaungkan Presiden Jokowi tentunya membuktikan metode yang baik, salah satunya adalah melalui kegiatan Pramuka. (*)

sumber : https://retizen.id/posts/231965/pramuka-dan-pendidikan-karakter
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler