Waskita Beton Bangun JPM Dukuh Atas, Hubungkan LRT dan Transjakarta
Proyek JPM Dukuh Atas bagian dari pengembangan kawasan berorientasi transit.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) yang tergabung dalam Kerja Sama Operasional (KSO) Waskita dan Vision First, membangun Jembatan Penyeberangan Multiguna di Dukuh Atas dan merevitalisasi Stasiun Commuterline Sudirman. Proyek infrastruktur ini merupakan bagian dari pengembangan kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development) pertama di Jakarta, yaitu Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Jembatan sepanjang sekitar 250 meter tersebut akan menghubungkan akses penumpang LRT Jabodebek, KAI Commuter Line, dan Transjakarta.
Hadirnya Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) akan memberikan kenyamanan, kemudahahan, dan keamanan bagi para pengguna transportasi publik untuk mengakses kawasan. Hal tersebut akan mendorong peningkatan penggunaan transportasi publik oleh masyarakat sebagai sarana mobilitas sehari-hari.
“WSBP telah berkontribusi terhadap upaya perubahan gaya hidup masyarakat urban Jakarta,” ujar Fandy Dewanto, Vice President of Corporate Secretary, seperti dikutip dari keterangannya, Selasa (15/8/2023).
Meskipun disebut jembatan, JPM ini didesain dengan fungsi pendukung berupa area pertokoan dan sebagai spot wisata baru. Lebih jauh lagi, jembatan dilengkapi dengan akses sepeda dengan disediakannya ramp yang memudahkan pesepeda untuk mengakses jembatan dan melanjutkan perjalanan menggunakan moda transportasi kereta.
Pembangunan jembatan yang memiliki tinggi sekitar 18,4 meter dari permukaan tanah ini dimulai sejak Desember 2021, terbagi dalam 3 zona, yaitu Zona 1 (Sisi Waduk Setiabudi, Bangunan 3 lantai), Zona 2 (Jembatan Jl. Galunggung dan Jembatan Banjir Kanal), dan Zona 3 (Sisi Rel Kereta Stasiun Sudirman, Bangunan 2 lantai).
"WSBP menargetkan proyek ini selesai pada TW III/2023. Hingga saat ini progres konstruksi sekitar 91,28 persen," tambahnya.
Dalam pelaksanaan proyek dengan jenis design and build ini, WSBP menjadi kontraktor pelaksana dengan pekerjaan utama mencakup jasa terintegrasi melingkupi perizinan, Detail Engineering Design, jasa konstruksi, instalasi, struktur, arsitektur, dan mekanikal elektrikal. Dengan nilai kontrak mencapai Rp 167,1 miliar, bagi WSBP, ini bukan sekadar proyek membangun infrastruktur.
WSBP juga menggunakan material konstruksi prefabrikasi, di antaranya PCI girder dan jembatan baja segmental sehingga pelaksanaan di lapangan dapat dilakukan dengan singkat tanpa mengganggu aktivitas masyarakat, mengingat Dukuh Atas termasuk kawasan jantung perekonomian Indonesia.
Proses pekerjaan yang berlangsung didukung oleh peralatan angkat berkapasitas tinggi dengan teknologi terbaru sehingga dapat melakukan pengangkatan material berat dengan jangkauan yang jauh, tapi tetap aman, dengan segala aspek mulai dari perencanaan sampai dengan eksekusi dilakukan dengan cermat dan hati-hati.
Fandy menuturkan keberhasilan perusahaan dalam membangun JPM tentunya didukung oleh tenaga yang berpengalaman bidangnya, vendor-vendor spesialis yang berpengalaman, dan menerapkan sistem kendali mutu sesuai pedoman ISO. Harapannya melalui jembatan penyeberangan multiguna ini memberikan kenyamanan, kemudahahan, dan keamanan publik untuk dalam menggunakan moda transportasi yang terintegrasi kawasan Jakarta, memudahkan akses bagi pejalan kaki, pesepeda dan sebagai pusat area komersial.