Ini Angka Elektabilitas Ganjar, Prabowo, dan Anies di Kalangan Pemilih Islam

Indikator Politik Indonesia menggelar survei pada 15 sampai 21 Juli 2023,

Republika
Peta koalisi setelah Golkar dan PAN deklarasi dukung Prabowo Subianto.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -  Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei split-ticket voting calon presiden (capres) di Pilpres 2024 menurut agama dan etnis. Diketahui, dari sudut pandang pemilih, split-ticket voting ini menunjukkan fleksibilitas pilihan.

Baca Juga


"Pemilih dapat memilih parpol yang ia suka di satu sisi, dan memilih calon yang ia suka apapun partai pendukungnya pada sisi lain. Namun, dari sudut pandang peserta pemilu, yakni parpol dan calon, split-ticket voting dapat mengindikasikan setidaknya dua hal yakni keberhasilan parpol untuk menjaga loyalitas pemilihnya dan kekuatan personal calon menarik sebanyak mungkin pemilih, bahkan dari basis parpol yang tidak mengusungnya," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Jumat (18/8/2023).

Dari hasil survei tersebut, berdasarkan split-ticket voting, koalisi Prabowo Subianto unggul di pemilih Islam yakni sebesar 51,4 persen. Sementara koalisi Anies Baswedan hanya meraup angka 42,4 persen dan koalisi Ganjar Pranowo di angka 34,2 persen

"Basis partai koalisi Prabowo Subianto terutama dari kelompok muslim, etnis Jawa 56,9 persen, Sunda 46,7 persen, Minang 49,7 persen, Madura 45,1 persen dan etnis lainnya 50,6 persen," ujar Burhanudin.

Diketahui, beberapa partai tampak makin menunjukkan keberpihakan pada masing-masing calon presiden. Perkembangan teranyar adalah merapatnya Partai Golkar dan PAN ke kubu Prabowo. Menghadapi perkembangan ini, PDIP masih bergeming, menampilkan kepercayaan diri dengan kekuatannya bersama partai Islam PPP yang diharapkan cukup untuk memenangkan Ganjar Pranowo.

Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 15 sampai 21 Juli 2023, dengan penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah responden dalam survei tersebut sebanyak 1.811 orang.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dipilih. Adapun toleransi kesalahan atau margin of error sekira 2,35 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.


 

 

 

Adapun dari hasil survei terkait simulasi pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024, nama Menteri BUMN Erick Thohir mendongkrak elektabilitas dua bakal Capres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Terbukti, dalam simulasi berpasangan dengan Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo ataupun Capres Gerindra Prabowo Subianto, Erick Thohir mampu memberikan dampak elektoral. Ketum PSSI tersebut selalu menjadi pasangan terbaik bagi Ganjar maupun Prabowo di simulasi Pilpres 2024.

Burhanuddin memaparkan, ketika Erick berpasangan dengan Prabowo elektabilitasnya paling tinggi yakni 33,9 persen dibandingkan bila dipasangkan dengan Airlangga yang hanya 32,6 persen.

"Bila Prabowo dipasangkan dengan Gibran hanya beradadi angka 31,2 persen," tutur Burhanudin, Jumat (18/8/2023).

Hal yang sama terjadi pada Ganjar saat dipasangkan dengan Erick. Elektabilitas Ganjar berada di angka 35,5 persen dan 35,8 persen. Elektabilitas Erick masih berada di atas bila dibandingkan saat Ganjar berpasangan dengan Menparekraf Sandiaga Uno yang hanya berada di angka 34,1 persen.

Indikator juga merilis 10 nama dengan simulasi tertutup. Teratas adalah  Ganjar Pranowo dengan elektabilitas sebesar 32,4 persen. Posisi kedua  Prabowo Subianto dengan elektabilitas sebesar 29,9 persen. Di bawahnya adalah bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan (20,6 persen).

"Selisih dukungan masing-masing tidak signifikan, tapi unggul signifikan dari Anies Baswedan yang berada di posisi ketiga dengan suara sekitar 20-21 persen," ujar Burhanudin.

Di luar tiga besar adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (4,0 persen), Menteri BUMN Erick Thohir (1,9 persen), dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (1,4 persen). Selanjutnya adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (0,9 persen) dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (0,5 persen).

Dua terendah adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (0,2 persen) dan Ketua DPR Puan Maharani (0,1 persen). Adapun sebanyak 8,1 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak jawab.

Peta koalisi setelah Golkar dan PAN deklarasi dukung Prabowo Subianto. - (Republika)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler