Polusi Udara Picu TBC pada Lansia, Begini Cara Mencegahnya
Lansia menjadi salah satu kelompok yang rentan terpapar penyakit seperti TBC.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Saat polusi udara kian parah, lansia menjadi salah satu kelompok yang rentan terpapar penyakit seperti TBC. Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan Eka Hospital Pekanbaru, dr Zulkarnain Barasila, SpP.
Oleh karena itu, menurutnya, menjaga kebugaran dan memastikan kebutuhan nutrisi tercukupi merupakan salah satu cara yang harus diperhatikan oleh para lansia. "Sehingga sistem kekebalan tubuh tidak mengalami penurunan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (19/8/2023).
Untuk menjaga agar paru tetap terjaga, ada beberapa cara yang dapat dilakukan:
1. Menjaga daya tahan tubuh
Sebaiknya lansia beristirahat dengan cukup, mengelola stres dengan baik, konsumsi makanan sehat, dan bila perlu konsumsi suplemen khusus.
2. Menjaga jarak dengan keluarga yang sudah terinfeksi
Hal ini sangat penting dilakukan, karena keluarga berisiko tujuh kali lipat menularkan infeksi ke sanak keluarga yang masih sehat.
3. Menjaga nutrisi yang cukup
Menjaga nutrisi yang cukup bisa dilakukan dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, minum air putih yang cukup, makan 3 kali sehari dengan porsi yang sesuai.
4. Menjaga kesehatan paru
Berhenti merokok atau tidak merokok adalah cara untuk menjaga kesehatan paru kita.
5. Mengonsumsi vitamin
Para lansia sebaiknya mengkonsumsi vitamin D dan mendapatkan sinar matahari pagi yang cukup.
6. Banyak bergerak
Bila lansia masih dapat aktif maka sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik setiap harinya.
Lalu jika sudah terlanjur kena, bagaimana pengobatan TBC untuk lansia?
Dokter Zulkarnain mengatakan penyakit TBC aktif dapat diobati selama empat, enam atau sembilan bulan. Dokter spesialis paru akan memberikan pengobatan dan menentukan obat mana yang terbaik untuk Anda.
Yang terpenting pada pengobatan TBC, adalah pasien harus rutin mengkonsumsi obat sesuai yang diberikan oleh dokter resepkan dan tidak menghentikannya sebelum dokter mengizinkan.
Kebanyakan pasien dapat meminum obat TBC tanpa efek samping yang serius. Namun jika pasien memiliki efek samping yang serius, dokter terkait mungkin akan meminta untuk berhenti minum obat atau mengubah dosis obat.
"Pada saat pengobatan, jangan lupa konsultasikan kondisi Anda jika mengalami beberapa hal berikut seperti sakit perut, muntah, diare parah, mengeluarkan urin yang gelap, warna kulit atau mata kekuningan, perubahan dalam penglihatan, gangguan keseimbangan, ruam serta nyeri sendi," ujarnya.