Waketum Gerindra: Prabowo Siap Hadapi Tantangan Debat BEM UI

BEM UI menantang capres berani debat untuk membuktikan tidak hanya lip service saja.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Habiburokhman di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin (19/6/2023).
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Habiburokhman, mengatakan calon presiden (capres) Prabowo Subianto tentu siap saja mengikuti acara debat, yang mempertemukannya dengan bakal calon presiden (capres) lain. Termasuk, ajakan debat dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).

"Bagus sekali, sebetulnya Pak Prabowo siap dan kita timnya Pak Prabowo juga siap," ujar Habiburokhman di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2023).

Debat bakal capres tersebut tentu harus dibagi ke dalam berbagai tingkatan dan isu. Hanya saja, kata Habiburokhman, dipastikannya bahwa Prabowo dan Partai Gerindra siap menerima ajakan dialog hingga debat yang digelar oleh universitas.

"Saya sendiri paling siap kalau suruh ke kampus ya kan? Kita senang sekali Pak Prabowo juga sangat-sangat siap untuk berdialog dengan civitas akademika," ujar wakil ketua Komisi III DPR tersebut.

Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang mengajak semua bakal capres yang hendak berkampanye untuk datang ke Kampus UI di Kota Depok, Jawa Barat. Menurut dia, pihaknya siap menguliti semua isi pikiran dan mendebat seluruh argumen para calon presiden.

"Jika memang punya nyali, BEM UI mengundang semua calon presiden atau bakal calon presiden untuk hadir ke UI karena kami siap untuk menguliti semua isi pikiran kalian. Kami siap menyampaikan aspirasi kami dan mendebat seluruh argumen kalian jika perlu," kata Melki lewat keterangannya.

Melki menyatakan, BEM UI tak mau masa depan bangsa ini digantungkan pada calon pemimpin yang hanya berfokus pada kampanye, pencitraan, dan cuma manis di bibir yang tak bermutu. Dia mengungkapkan, saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin yang cerdas dan berpihak untuk rakyat banyak.

"Banyak kampanye hari ini membosankan. Generasi muda sudah bosan melihat banyak kampanye minim substansi dan lip service semata. Apalagi jika ditambah dengan permainan identitas dan pencitraan yang tak perlu," ujar Melki.

Menurut Melki, merujuk putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait kampanye tak ada satupun frasa di dalamnya yang menyebutkan memperbolehkan kampanye di kampus. Yang disebutkan di sana adalah institusi pendidikan diperbolehkan untuk mengundang para calon dengan tidak membawa atribut dan alat peraga.

Namun, kata Melki, celah kebolehan mengundang para calon pemimpin ke kampus ini harus dimanfaatkan. Dia mengatakan, sudah saatnya setiap kampus kembali ke marwahnya sebagai tempat pencarian kebenaran guna sebesar-besarnya kemaslahatan bangsa.

"Tiap calon pemimpin harus diuji kapasitas dan substansinya di dalam kampus secara serius daripada sekadar jualan pencitraan dan kampanye tak bermutu," ujar Melki.

Nawir Arsyad Akbar

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler