Detik-Detik Pembakar Alquran Salwan Momika Ditinju di Jalanan

Salwan Momika ditinju dan ditendang oleh seorang pria di jalanan Swedia

EPA-EFE/Fredrik Sandberg/TT
Salwan Momika (L), originally from Iraq, sets fire to a copy of the Koran as a counter-protester (R) tries to put out the fire, outside the Iranian Embassy in Lidingo, Stockholm, Sweden, 18 August 2023.
Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan pelaku pembakaran Alquran di Swedia ditinju oleh seorang pria. Dalam sebuah unggahan di akun Twitter, kantor berita Turki Andolu Agency menyebutkan, kejadian ini terjadi di Swedia.

“Di Swedia, seorang pemuda Muslim memukuli Salwan Momika, yang membakar Alquran, sambil mengenakan sarung tinju. Momen-momen itu pun diabadikan oleh para sahabat pemuda muslim,“ demikian dikutip akun X (Twitter) Anadolu Agency.

Baca Juga


Dalam video yang dikutip dari Aljazirah tampak seorang pemuda menggunakan kaos biru dan celana olahraga berwarna hitam sedang meninju kepala seorang pria berbaju abu-abu dan bercelana krem yang diklaim sebagai Salman Momika.

Dalam video 45 detik yang beredar, pria itu telah melakukan dua kali pukulan tepat pada kepala dan dua kali tendangan samping yang mengenai paha dan kemudian berlalu meninggalkanya. Momika sendiri berusaha menghindar dan menjaga jarak dengan pemuda tersebut bahkan membuat tameng dari papan menu di sebuah restoran.

Salwan mengulangi perbuatannya membakar Alquran di Swedia. Imigran asal Iran yang diduga sebagai agen Israel ini membakar Alquran di luar Kedutaan Besar Iran di Stockholm untuk aksi keduanya.

Saat menjalankan aksinya, Salwan sempat disemprot oleh seorang wanita. Wanita itu menyemprotkan pemadam api ringan ke arah Salwan yang sedang berusaha membakar Alquran. Namun lalu wanita itu dicegat oleh polisi setempat dengan alasan bisa membatasi kebebasan berekspresi.

Swedia dan Denmark,  dua negara yang bertetangga, dalam beberapa bulan terakhir telah menyaksikan serangkaian pembakaran Alquran oleh ekstremis sayap kanan. Aksi mereka selalu didasarkan pada hak kebebasan berekspresi dan di bawah perlindungan pasukan pemerintah. Hal ini yang memicu reaksi keras di seluruh dunia Muslim.



BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler