Medvedev Peringatkan Rusia Bakal Caplok Wilayah Georgia
Georgia telah berulang kali mengatakan ingin bergabung dengan aliansi militer NATO.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, memperingatkan, Moskow dapat mencaplok wilayah Georgia yang memisahkan diri dari Ossetia Selatan dan Abkhazia. Medvedev menuduh Barat menciptakan ketegangan atas Georgia dengan membahas kemungkinan keanggotaannya di aliansi militer NATO.
“Gagasan untuk bergabung dengan Rusia masih populer di Abkhazia dan Ossetia Selatan,” tulis Medvedev, mantan presiden Rusia, dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh surat kabar Argumenty I Fakty.
“Itu sangat mungkin diterapkan jika ada alasan bagus untuk itu,” kata Medvedev dalam artikel tersebut.
Hubungan Rusia dan Georgia telah membaik sejak keduanya berperang singkat namun berdarah pada 2008 atas wilayah Abkhazia dan Ossetia Selatan yang memisahkan diri. Medvedev mengatakan, Moskow tidak akan ragu untuk bertindak jika kekhawatiran mengenai kemungkinan masuk Georgia sebagai anggota NATO hampir menjadi kenyataan.
“Kami tidak akan menunggu jika kekhawatiran kami semakin mendekati kenyataan,” kata Medvedev dalam artikel tersebut, mengacu pada kemungkinan aneksasi.
Pejabat Georgia telah berulang kali mengatakan, mereka berkomitmen untuk bergabung dengan aliansi militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat. Langkah ini sebagai cara untuk menjaga integritas teritorial negara mereka. Sementara NATO menyatakan di situs resminya bahwa Georgia adalah salah satu mitra terdekat NATO.
"Ia (Georgia) bercita-cita untuk bergabung dengan Aliansi. Seiring waktu, berbagai kerja sama praktis telah berkembang antara NATO dan Georgia, yang mendukung upaya reformasi Georgia dan tujuannya untuk integrasi Euro-Atlantik,” demikian pernyataan NATO dalam situs web resminya.
Georgia kehilangan kendali atas wilayah Abkhazia dan Ossetia Selatan setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Moskow mengakui kemerdekaan kedua wilayah tersebut pada 2008, menyusul upaya Georgia untuk merebut kembali kendali atas Ossetia Selatan secara paksa.
Langkah ini menyebabkan serangan balik Rusia yang membuat pasukan Moskow menduduki wilayah Georgia untuk beberapa waktu. Artikel Medvedev diterbitkan untuk memperingati 15 tahun Rusia mengakui kemerdekaan wilayah Georgia setelah konflik 2008.