Rusia Incar Dua Wilayah di Georgia untuk Dianeksasi

Sebelumnya Rusia menganeksasi Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia.

Peta Georgia
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan Rusia membuka kemungkinan untuk menganeksasi wilayah Ossetia Selatan dan Abkhazia yang memisahkan diri dari Georgia. Hal itu menyusul bergulirnya wacana bahwa Georgia dapat diterima sebagai anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Baca Juga


“Ide bergabung dengan Rusia masih populer di Abkhazia dan Ossetia Selatan. Hal ini sangat mungkin diterapkan jika ada alasan bagus untuk itu,” tulis Medvedev dalam sebuah kolom opini yang diterbitkan surat kabar Argumenty I Fakty pada Rabu (23/8/2023).

Georgia kehilangan kendali atas Abkhazia dan Ossetia Selatan setelah runtuhnya Uni Soviet pada akhir 1991. Moskow mengakui kemerdekaan kedua wilayah itu pada 2008, menyusul upaya Georgia merebut kembali kendali atas Ossetia Selatan dengan kekerasan yang menyebabkan serangan balik Rusia.

Meskipun hubungan Rusia dengan Georgia telah membaik sejak saat itu, Medvedev menuduh Barat menciptakan ketegangan dengan membahas kemungkinan penerimaan Georgia sebagai anggota NATO. “Kami tidak akan menunggu sampai kekhawatiran kami menjadi kenyataan,” kata Medvedev dalam tulisannya di surat kabar Argumenty I Fakty, merujuk pada kemungkinan aneksasi.

Para pejabat Georgia telah berulang kali mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk bergabung dengan NATO yang akan menjaga integritas wilayah negara tersebut. Pada 30 September 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin resmi mengesahkan bergabungnya Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia, ke Rusia. Empat wilayah tersebut sebelumnya berada di bawah pendudukan Rusia pasca dimulainya konflik dengan Ukraina pada Februari 2022.

Pada 23 hingga 27 September 2022, keempat wilayah itu menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia. Moskow mengklaim, sekitar 98 persen pemilih dalam referendum setuju untuk bergabung. Ukraina dan sekutu Barat-nya menolak hasil referendum tersebut. Mereka menilai referendum itu telah diatur sedemikian rupa hasilnya oleh Moskow. Kendati ditolak dan ditentang, Rusia tetap melanjutkan rencananya “merebut” keempat wilayah itu. Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia mewakili 15 persen dari luas wilayah Ukraina. Jika digabung, luasnya setara dengan luas Portugal.

Keputusan Rusia menganeksasi Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia tak memperoleh pengakuan internasional. Setelah pencaplokan itu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan negaranya kepada NATO. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler