Kasus Covid-19 Akibat Varian Fornax Melanda Amerika Serikat, Gejalanya Seperti Apa?

Varian Fornax menyumbang 13,3 persen dari seluruh kasus Covid-19 di AS.

www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Varian Fornax adalah turunan dari strain Omicron.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski pandemi telah berlalu, dalam beberapa bulan terakhir terpantau ada sejumlah varian baru Covid-19 yang kasusnya melonjak cukup tinggi di sejumlah negara. Hal itu membuat sebagian pakar kesehatan menyuarakan kekhawatirannya.

Salah satu strain dari varian Covid-19 terbaru itu adalah FL.1.5.1, yang dijuluki Fornax. Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Covid-19 varian Fornax menyumbang 13,3 persen dari seluruh kasus Covid-19 di AS.

Pertengahan Agustus 2023 silam, kasusnya terdata meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan sepekan sebelumnya. Lonjakan kasus itu menjadikannya varian Covid-19 kedua yang paling banyak ditemukan di AS setelah strain EG.5, yang juga dikenal dengan nama Eris. Baik varian Eris maupun Fornax adalah turunan dari strain Omicron, berbagi mutasi yang dikenal sebagai F456L.

Baca Juga


Dikutip dari laman Express, Kamis (24/8/2023), virus yang terus bermutasi ditambah dengan adanya vaksin, membuat gejala infeksi Covid-19 kini berbeda dari sebelumnya. Itu jika dibandingkan dengan strain Covid-19 awal saat dahulu belum ditemukan vaksin.

Namun, karena Fornax dan Eris merupakan turunan dari Omicron, gejala ketiga varian ini cenderung serupa. Menurut Studi Kesehatan ZOE yang melacak gejala Covid-19, efek samping Omicron yang paling umum adalah pilek, sakit kepala, kelelahan (ringan hingga berat), bersin-bersin, dan sakit tenggorokan.

Varian Eris - (Republika)


Ada juga laporan lain yang menyebutkan bahwa Fornax dapat menyebabkan batuk dengan atau tanpa dahak, dan hidung tersumbat. Walaupun terjangkitnya Covid-19 tak lagi dinyatakan sebagai pandemi global, seseorang tetap perlu menjaga diri dan mewaspadai jika timbul gejala tersebut.

Memang sudah tak ada lagi kewajiban untuk melakukan isolasi mandiri jika terinfeksi Covid-19, namun tetap disarankan untuk mencoba mencegah penyebaran virus lebih lanjut. Caranya, segera melakukan tes Covid-19 jika mengalami sejumlah gejala mencurigakan.

Apabila hasilnya positif, dianjurkan beristirahat di rumah. Hindari kontak dengan orang lain selama lima hari jika memungkinkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler