Bagaikan Kutukan, Mitos di MotoGP Ini Bikin Valentino Rossi dan Marc Marquez Pun Ciut

Rossi dan Marquez paling anti menghampiri mitos ini.

Kamran Jebreili/AP
Casey Stoner menggunakan nomor angker 1 saat membalap sebagai juara bertahan MotoGP. Nomor 1 tak berani dipakai oleh Valentino Rossi dan Marc Marquez meski punya hak untuk menggunakannya.
Rep: Anggoro Pramudya Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balap motor MotoGP selalu mempunyai cerita menarik salah satunya ketika para rider mencoba mengambil pun mengenakan nomor 1 yang terkenal keramat.

Baca Juga


Nomor start 1 untuk sebuah motor bukanlah merupakan nomor sembarangan yang bisa dipakai para rider MotoGP. Nomor itu tidak hanya sebagai pembeda.

Pasalnya nomor itu sebagai identitas, membuat banyak pembalap memilih nomor start mereka dengan beragam alasan. Pun, nomor 1 biasanya dipakai pembalap yang berhasil menjadi juara dunia.

Meski punya keistimewaan, sayangnya nomor 1 menyimpan begitu banyak misteri. Terdapat mitos yang bikin merinding pembalap musim sebelumnya juara dunia lalu memakai nomor 1 di musim berikutnya.

Mitos itu adalah mereka akan terjungkal dari takhta juara dunia di musim berikutnya jika si pembalap memakai nomor 1 di fairing motornya.

Sederet fakta-fakta di ajang GP 500 dan MotoGP 4-tak mengungkap bila ada 'kutukan' bagi yang mengenakan nomor keramat tersebut.

Setelah juara dunia dan tahun berikutnya memakai nomor 1, pembalap malah sulit meraih juara dunia. Beberapa nama menjadi bukti menyeramkannya nomor start 1.

Pada era MotoGP terselip nama Nicky Hayden, Casey Stoner pun Jorge Lorenzo yang menjadi korban keangkeran nomor 1. Sebelumnya, kisah tersebut sudah lebih dulu dialami oleh pembalap GP500 Wayne Rainey.

Rainey mempersembahkan gelar juara dunia 1990 tim Marlboro menggantikan nomor dari 2 ke nomor 1 di musim berikutnya. Namun, nasib nahas menghampiri saat Rainey mencoba merangkai prestasinya yang keempat karena mengalami kecelakan para di Sirkuit Misano pada 1993.

Pembalap asal Amerika Serikat itu terpaksa pensiun pada tahun berikutnya karena mengalami lumpuh permanen akibat kecelakaan tersebut.

Kutukan nomor 1 berlanjut ...

 

Nomor 1 pun beralih ke seteru abadinya, Kevin Schwantz. Sayang kejayaan Schwantz bersama tim Lucky Strike Suzuki hanya bertahan semusim. Ia terlempar di posisi keempat dengan posisi puncak diraih Mick Doohan.

Schwantz pensiun pada usia 31 tahun, ia merasa tak mampu bertarung memperebutkan gelar juara dunia karena mengalami serangkaian cedera. Keputusan pensiunnya terjadi pada Sirkuit Mugello tahun 1995 silam.

Musim berlanjut, pembalap tim Repsol Honda Mick Doohan mengambil alih nomor 1. Rider asal Australia itu bisa menjaga gelar juara meski memakai nomor 1 sejak 1995 hingga 1998 namun, terpaksa memutuskan pensiun pada 1999 karena mengalami cedera patah kaki.

Keangekeran nomor start 1 berlanjut pada Alex Criville, Kenny Roberts Jr, Nicky Hayden, Casey Stoner hingga Jorge Lorenzo.

Nicky Hayden jadi juara MotoGP 2006 dengan dramatis. Dia memakai nomor sakral sekaligus "kelam" itu usai jadi juara MotoGP dengan Honda pada 2007.

Mendiang Nicky Hayden saat masih membalap dengan motor bernomor 1 di MotoGP. - (02 November 2007. EPA/Kai Försterling)

Kemudian Casey Stoner memakai nomor 1 usai menjadi juara di MotoGP 2007 bersama Ducati. Nomor ini sepertinya cukup membanggakan buat Stoner sehingga mengulangnya di 2012 hingga dirinya benar-benar terperosok dalam persaingan perebutan gelar juara dan memutuskan pensiun dini.

Bukan tanpa alasan nomor 1 dihindari. Konon, nomor 1 kerap membawa kesulitan karena dianggap bakal sukar untuk juara lagi di musim berikutnya. Misalnya Valentino Rossi yang tetap memilih nomor melegenda miliknya 46 dan Marc Marquez nomor 93.

Anak didi Rossi justru lebih berani... 

 

Kini, nomor tersebut dipakai oleh pembalap tim  Ducati Lenovo, Francesco 'Pecco' Bagnaia di musim MotoGP 2023. Keputusan ini akhirnya dibuat oleh Pecco bersamaan dengan peluncuran tim Ducati Lenovo untuk MotoGP 2023 yang dilangsungkan di Italia pada 23 Januari lalu. 

Ia mengatakan, sangat suka dengan pembalap yang mengarungi musim kompetisi dengan angka 1 di motornya.

"Sudah lama sekali kita tak melihat nomor 1 di MotoGP dan ini adalah hal yang selalu saya kagumi. Saya selalu kagum dengan seseorang yang balap dengan nomor 1. Karena ini bentuk penghormatan dan kenyataan bahwa seorang juara dunia yang mengendarainya," ujar Pecco anak didik Valentino Rossi ini.

Pembalap Ducati Lenovo Francesco Bagnaia beraksi dengan motor bernomor 1 di MotoGP Silverstone, Inggris musim 2023. (AP Photo/Bradley Collyer)

Sejauh ini, Pecco mampu menaklukkan nomor kutukan tersebut. Pembalap Italia itu menguasai papan klasemen sementara rider dan berpeluang besar kembali menjadi juara dunia tahun ini. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler