Modi Usulkan Uni Afrika Masuk Sebagai Anggota Tetap G20

Negara G20 menguasai 85 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.

mkalty.org
peta afrika. Perdana Menteri India Narendra Modi mengusulkan Uni Afrika menjadi anggota penuh Group of 20 (G20) dan negaranya sebagai solusi masalah rantai pasokan.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengusulkan Uni Afrika menjadi anggota penuh Group of 20 (G20) dan negaranya sebagai solusi masalah rantai pasokan. Hal ini ia sampaikan sebelum pertemuan G20 di New Delhi bulan depan.

Baca Juga


"Kami memiliki visi inklusivitas dan dengan visi itu, kami mengundang Uni Afrika menjadi anggota tetap G20," kata Modi menjelang Pertemuan Business 20 di New Delhi, seperti dikutip dari Aljazirah, Ahad (27/8/2023).

G20 merupakan perekonomian-perekonomian besar berisi 19 negara dan Uni Eropa. Kelompok ini mencakup 85 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia dan dua pertiga populasi dunia. Tapi hanya Afrika Selatan negara dari benua Afrika yang menjadi anggota di G20.

Pada bulan Desember lalu Presiden AS Joe Biden mengatakan ia ingin Uni Afrika "bergabung dengan G20 sebagai anggota tetap." Ia menambahkan "itu sudah lama diinginkan, tapi akan terjadi."

New Delhi juga mendorong blok pan-Afrika yang tahun lalu PDB-nya mencapai 3 triliun dolar AS bergabung dengan G20. New Delhi menjadi tuan rumah pertemuan G20 tahun ini.

India kesulitan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan negara anggota terutama dalam isu perang Rusia-Ukraina. India menolak ikut kebijakan Barat dalam upaya mengisolasi Moskow dan menjadi pembeli terbesar minyak mentah Rusia.

Dalam pertemuan sebelumnya delegasi G20 gagal mengeluarkan komunike. Sehingga menaikan keraguan adanya hasil dalam pertemuan bulan September mendatang.

Uni Afrika yang bermarkas di Addis Ababa memiliki 55 negara angggota tapi keanggota lima negara yang sedang dikuasai militer sedang ditangguhkan.

Modi juga mengatakan India merupakan "solusi" untuk menciptakan "rantai pasokan global yang efesien dan terpercaya" usai gangguan rantai pasokan karena pandemi virus korona. New Delhi berupaya meningkatkan manufaktur agar dapat bersaing dengan Cina.

“Dunia sebelum COVID-19 dan setelah COVID-19 telah banyak berubah – dunia tidak dapat memandang rantai pasokan global seperti sebelumnya,” kata Modi.

“Itulah sebabnya saat ini ketika dunia sedang bergulat dengan pertanyaan ini, saya ingin memastikan bahwa solusi terhadap masalah ini adalah India,” katanya.

Hubungan antara dua negara terpadat di dunia ini memburuk setelah bentrokan mematikan di perbatasan Himalaya yang menewaskan 20 tentara India dan setidaknya empat prajurit Cina pada tahun 2020.

Modi dan Presiden Cina Xi Jinping mengadakan pertemuan tatap muka di sela-sela pertemuan puncak pada hari Kamis (24/8/2023) lalu. Beijing mengatakan mereka mengadakan pembicaraan “terus terang dan mendalam” untuk meredakan ketegangan di sepanjang perbatasan yang disengketakan.

Washington telah mengupayakan hubungan yang lebih erat dengan New Delhi untuk melawan kebangkitan Cina, perekonomian terbesar kedua di dunia. Namun India terus menjalin hubungan dengan Rusia meskipun ada tekanan dari Barat dan pekan lalu menghadiri pertemuan puncak kelompok negara berkembang BRICS yang dianggap sebagai penyeimbang kekuatan Barat.

Pada pertemuan puncak tahunan tiga hari di Johannesburg, BRICS mengundang enam negara , termasuk Arab Saudi dan Iran – produsen minyak utama dunia – sebagai anggota baru. Brasil, Afrika Selatan, Cina, dan Rusia adalah anggota inti lainnya dalam kelompok tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler