Massa Bakar Kediaman Perdana Menteri, Marah Atas Pertemuan Menlu Libya-Israel
Massa menutup jalan dan membakar ban.
REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI – Ratusan orang berunjuk rasa di Tripoli dan sejumlah provinsi lainnya. Mereka melampiaskan kemarahannya setelah mendengar laporan terjadi pertemuan menteri luar negeri (menlu) Israel dan Libya di Roma, Italia pekan lalu. Libya-Israel tak punya hubungan diplomatik.
Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan, demonstran berunjuk rasa di depan gedung Kementerian Luar Negeri Libya di Tripoli pada Ahad (27/8/2023) tengah malam. Mereka mendesak pemecatan Menlu Najla Mangoush.
Tak hanya itu, mereka menyerukan agar Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah, mundur. Mereka berkumpul di kediaman sang perdana menteri di Tripoli dan membakarnya. Tak jelas apakah perdana menteri sedang berada di kediamannya saat pembakaran terjadi.
Laman Aljazirah melaporkan, kemarahan menyebar di Libya atas pertemuan Menlu Najla Mangoush dengan Menlu Israel Eli Cohen. Aksi massa bermula pada Ahad tengah malam yang terjadi di bagian barat negeri tersebut.
‘’Demonstran di al-Zawiya menyerukan jatuhnya seluruh pemerintahan atas pertemuan menlu tersebut,’’ demikian laporan Aljazirah. Massa di Tajoura dan Soug al-Jumma menutup jalan-jalan dan membakar ban. Di Misrata, unjuk rasa juga menjelma.
Perdana Menteri Dbeibah mengumumkan, Mangoush untuk sementara diberhentikan. Posisinya kini digantikan Fathallah al-Zani yang kini menjabat menteri pemuda. Pemerintah akan melakukan penyelidikan administratif pada Mangoush.
Dewan Tinggi Negara yang berbasis di Tripoli dan House of Representative (HoR) yang berbasis di Tobruk mengecam pertemuan Mangoush dan Cohen. HoR menyebut pertemuan itu sebagai kejahatan terhadap rakyat Libya.
Mengenai pertemuan itu, Menlu Israel Eli Cohen menyatakan,’’Saya bicara dengan menlu Libya mengenai potensi besar hubungan dua negara.’’ Kemenlu Israel mengungkapkan, pertemuan Cohen dan Mangoush difasilitasi Menlu Italia Antonio Tajani.
Mereka membahas mengenai kemungkinan kerja sama, isu bantuan kemanusiaan, pertanian, pengelolaan air. Cohen menyatakan, dirinya berbicara dengan Mangoush mengenai pentingnya menjaga warisan Yahudi di Libya.
Kemenlu Libya mengatakan, Mangoush sebenarnya menolak pertemuan dengan perwakilan Israel. Pertemuan tersebut, tak direncanakan dan terjadi dalam sebuah acara di Kemenlu Italia. Dalam interaksi itu tak ada disukusi, kesepakatan, atau konsultasi.
Menurut Associated Press, seorang pejabat Pemerintah Libya mengatakan, normalisasi hubungan Libya-Israel pertama kali dibahas dalam sebuah pertemuan antara Dbeibah dengan Direktur CIA William Burns yang berkunjung ke Libya pada Januari silam.
Burns mengusulkan agar pemerintahan Dbeibah, yang diakui secara internasional, bergabung bersana negara-negara Arab lainnya yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020. Mereka dimediasi AS melalui Abraham Accord.
Perdana menteri Libya itu memberikan kesepakatan awal tetapi tak mempertimbangkan kemarahan rakyat Libya. Sebab selama ini, Libya mendukung Palestina dan tidak mengakui keberadaan Israel yang selama ini menduduki Palestina.
Pada Senin (28/8/2023), seorang pejabat Israel mengungkapkan, pertemuan antara Mangoush dan Cohen telah disepakati terlebih dahulu di tingkat lebih atas di Libya. Pertemuan itu berlangsung lebih dari satu jam.
Secara terpisah, mantan menlu dan perdana menteri Israel, Yair Lapid mengkritik Cohen yang mengungkapkan pertemuan sensitif seperti itu kepada publik.
‘’Negara di dunia pagi ini melihat bocornya pertemuan menlu Israel dan Libya. Mereka pun bertanya pada diri sendiri, mungkinkah membangun hubungan dengan negara ini (Israel)? Mungkinkah mempercayai negara ini?’’ ujar Lapid.