Pupuk Kaltim Perluas Manfaat Konservasi Mangrove Melalui Kurikulum Merdeka
Salah satunya melalui konservasi mangrove di kawasan pesisir Bontang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota holding Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), berkomitmen melakukan perbaikan lingkungan dan ekosistem. Salah satunya melalui konservasi mangrove di kawasan pesisir Bontang.
VP Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pupuk Kaltim, Sugeng Suedi, mengatakan langkah tersebut merupakan upaya mendorong keberlanjutan dengan mengedepankan aspek pemberdayaan masyarakat. Sugeng menyampaikan program yang telah dikembangkan sejak 2009 ini terus meningkatkan realisasi penanaman bibit mangrove di dua lokasi, yakni kawasan Kedindingan dan HGB 65 di area Telok Bangko, Kelurahan Loktuan, Bontang Utara.
"Tercatat hingga 2022, Pupuk Kaltim telah menanam lebih dari 380 ribu bibit mangrove di dua lokasi tersebut, dengan realisasi mencapai 20 ribu bibit per tahun," ujar Sugeng dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Seiring waktu, ucap Sugeng, program ini tidak hanya sebatas proses konservasi, tetapi juga memaksimalkan kebermanfaatan bagi masyarakat dan lingkungan pada berbagai inisiasi secara berkesinambungan. Terbaru, lanjut Sugeng, Pupuk Kaltim memperluas manfaat program konservasi mangrove untuk mendorong penguatan pendidikan di Kota Bontang dengan membekali guru dan tenaga pendidik SDN 004 Bontang Utara melalui pelatihan pengenalan mangrove guna mendukung implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kurikulum Merdeka.
Sugeng mengatakan kegiatan ini menggandeng Balai Taman Nasional Kutai (TNK), dan turut melibatkan kader Perpustakaan Mercusuar Loktuan serta Kelompok Binaan Telok Bangko untuk peningkatan pengetahuan anggota terkait pengembangan program konservasi mangrove. Menurut Sugeng, pelatihan yang diberikan sebagai bentuk dukungan Pupuk Kaltim terhadap metode pembelajaran aktif bagi anak didik di Kota Bontang, khususnya terkait implementasi P5 Kurikulum Merdeka.
"P5 merupakan pembelajaran untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar peserta didik, menggunakan pendekatan berbeda dengan proses belajar mengajar di kelas pada umumnya," lanjut Sugeng.
Sugeng berharap hal ini mampu meningkatkan kapasitas pengetahuan agar optimalisasi program konservasi mangrove yang berfokus pada konservasi, ekowisata dan pengembangan produk turunan berbahan dasar mangrove bisa turut berjalan dengan lebih optimal. Sugeng pun menyebut Pupuk Kaltim akan terus memaksimalkan program konservasi mangrove, dengan tetap mengedepankan keselarasan aspek sosial dan lingkungan sesuai amanat UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang TJSL sekaligus upaya perusahaan dalam mendorong implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di setiap proses bisnis secara konsisten dan berkesinambungan.
"Pupuk Kaltim terus mendorong perluasan manfaat konservasi mangrove dengan berbagai inovasi, sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap upaya perbaikan lingkungan khususnya di kawasan pesisir Bontang," kata Sugeng.
Narasumber pelatihan dari Balai TNK Sugianur menyampaikan sejumlah materi pelatihan terkait pengenalan ekosistem mangrove, sistematika dunia tumbuhan, morfologi dan organografi mangrove, hingga praktik pengenalan jenis mangrove. Hal ini ditujukan agar para peserta memahami dengan baik seluk beluk mangrove mulai awal, sehingga dapat menjadi rujukan untuk pengembangan program konservasi maupun penyusunan kurikulum merdeka oleh tenaga pendidik SDN 004 Loktuan.
"Dengan memahami secara spesifik terkait mangrove, diharap program dan kurikulum yang digagas bisa berjalan dengan maksimal," kata Sugianur.