Afrika Jadi Benua dengan Percobaan Kudeta Terbanyak di Dunia
Gabon merupakan negara kedua di Afrika yang mengalami kudeta militer tahun ini.
REPUBLIKA.CO.ID, Kudeta militer kembali terjadi di Afrika. Pada Rabu (30/8/2023) lalu sekelompok perwira tinggi militer di Gabon mengumumkan dalam siaran langsung di televisi nasional bahwa mereka telah mengambil alih kekuasaan negara tersebut dari Presiden Ali Bongo Ondimba. Militer pun menyatakan membatalkan hasil pemilihan presiden dan parlemen pada tanggal 26 Agustus 2023.
Dalam pemilihan presiden, Ondimba memenangkan masa jabatan ketiganya. Dia memperoleh suara 64,27 persen. Ondimba telah menjabat sebagai presiden Gabon sejak 2009. Sebelumnya Gabon dipimpin oleh ayah Ondimba, yakni Omar Bongo. Bongo memerintah Gabon selama 42 tahun, yakni sejak 1967 hingga 2009.
Gabon merupakan negara kedua di Afrika yang mengalami kudeta militer tahun ini. Pada 26 Juli 2023 lalu, sekelompok perwira militer Niger juga mengumumkan secara langsung di televisi bahwa mereka telah menggulingkan pemerintahan Presiden Mohamed Bazoum. Selain itu mereka menyatakan membubarkan konstitusi, membekukan semua institusi, dan menutup perbatasan negara.
Pengumuman itu dibacakan Kolonel Amadou Abdramane. “Kami pasukan pertahanan dan keamanan telah memutuskan mengakhiri rezim yang kalian ketahui. Ini menyusul situasi keamanan yang terus memburuk, dan tata kelola ekonomi dan sosial yang buruk,” katanya.
Kudeta militer di Niger telah mengundang kecaman dari negara-negara Barat, termasuk Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS). ECOWAS bahkan sempat mengancam akan mengerahkan pasukan untuk memulihkan demokrasi di Niger. Namun militer Niger tak menggubris ancaman tersebut.
Junta militer Niger mengatakan akan melakukan penuntutan terhadap Presiden Mohamed Bazoum. Bazoum bakal didakwa melakukan pengkhianatan tingkat tinggi serta merusak keamanan internal dan eksternal negara tersebut.
"Pemerintah Niger sejauh ini telah mengumpulkan bukti-bukti untuk menuntut presiden yang digulingkan serta antek-antek lokal dan asingnya di hadapan badan-badan nasional dan internasional yang kompeten untuk pengkhianatan tingkat tinggi serta merusak keamanan internal dan eksternal Niger," kata Juru Bicara Dewan Nasional untuk Perlindungan Negara (CNSP) Kolonel Amadou Abdramane, 13 Agustus lalu, dikutip Anadolu Agency.
CNSP berisikan anggota militer Niger yang menggulingkan pemerintahan Mohamed Bazoum pada 26 Juli 2023 lalu.
Benua dengan Percobaan Kudeta Terbanyak
Dikutip laman Aljazirah, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh peneliti Amerika Jonathan M Powell dari University of Central Florida dan Clayton L Thyne dari University of Kentucky, sejak 1950 hingga 2022, terdapat 486 percobaan kudeta di seluruh dunia. Afrika menjadi benua dengan percobaan kudeta terbanyak, yakni 214. Sebanyak 106 kudeta berhasil dan 108 lainnya gagal.
Menurut Powell dan Thyne, sebanyak 45 dari 54 negara di benua Afrika telah mengalami setidaknya satu upaya kudeta sejak tahun 1950. Selain Gabon dan Niger, terdapat beberapa kudeta lain yang berhasil dilakukan di Afrika dalam kurun tiga tahun terakhir.
Burkina Faso: Pada Januari 2022, tentara Burkina Faso melengserkan Presiden Roch Kabore. Militer menganggap Kabore gagal membendung kekerasan yang dilakukan oleh militan Islam. Pada September 2022, terjadi kudeta kedua oleh Kapten Angkatan Darat Ibrahim Traoré yang secara paksa menggulingkan Paul Henri-Damiba.
Guinea: Pada September 2021, komandan pasukan khusus Kolonel Mamady Doumbouya menggulingkan Presiden Alpha Conde. Setahun sebelumnya, Conde telah mengubah konstitusi untuk menghindari batasan yang akan mencegahnya mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga, sehingga memicu kerusuhan yang meluas.
Chad: Pada April 2021, tentara Chad mengambil alih kekuasaan setelah Presiden Idriss Deby terbunuh di medan perang. Deby tewas saat mengunjungi pasukan yang memerangi pemberontak di wilayah utara negara tersebut.
Mali: Pada Agustus 2020, sekelompok kolonel Mali melengserkan Presiden Ibrahim Boubacar Keita. Kudeta tersebut terjadi setelah protes anti-pemerintah atas memburuknya keamanan, pemilihan legislatif, dan tuduhan korupsi. Sembilan bulan kemudian, kudeta balasan terjadi. Assimi Goita, yang diangkat menjadi wakil presiden setelah kudeta pertama, memimpin kudeta kedua dan menjadi kepala negara.
Sudan: Pada Oktober 2021, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan memimpin kudeta militer di Khartoum. Ia membubarkan dewan penguasa di mana tentara dan sipil berbagi kekuasaan. Kudeta al-Burhan membuat transisi demokrasi di Sudan kacau.