Musiad Harap Kemitraan Ekonomi Indonesia-Turki Terus Meningkat

Musiad adalah asosiasi non-pemerintah yang terbesar di Turki

Republika.co.id
Asosiasi asal Turki Independent Industrialists and Businessmen Association (Musiad) melakukan kunjungan ke kantor Republika pada Kamis (31/8/2023).
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi asal Turki Independent Industrialists and Businessmen Association (Musiad) melakukan kunjungan ke kantor Republika pada Kamis (31/8/2023). Kedatangan ini dalam rangka mempererat silaturahmi dan pengenalan lembaga yang baru membuka kantor pertama di Indonesia pada Maret lalu.

"Musiad adalah asosiasi non-pemerintah yang terbesar di Turki, kami baru enam bulan membuka kantor untuk mempererat hubungan bisnis antara Indonesia dan Turki," ujar President of Indonesia Musiad, Halit Kaymak kepada perwakilan Republika.

Asosiasi ini telah ada di 83 negara dengan 12 ribu anggota pengusaha di seluruh dunia. Menurut Halit, Musiad telah memiliki 78 kantor perwakilan, termasuk di Indonesia.

Keberadaan posisi Musiad cukup penting dalam perekonomian Turki karena menyumbang 25 persen ekspor Turki. Sedangkan sebanyak 1,16  juta orang Turki dipekerjakan dalam asosiasi internasional ini.

"Kalau membandingkan dengan populasi Turki saat ini sekitar 87 juta jiwa, satu juta ini angka yang signifikan," ujar Halit menjelaskan posisi strategis Musiad.

Dengan posisi tersebut, asosiasi tersebut pun sangat didukung oleh pemerintahan Turki. Terlebih lagi mantan pemimpin asosiasi itu, Omer Bolat kini dipercaya menjabat sebagai menteri perdagangan Turki.

"Kita menargetkan perkuat hubungan dengan negara-negara di Asia, khususnya negara Islam, termasuk Indonesia yang memiliki populasi Islam yang banyak dan ekonomi yang kuat," ujar Halit.

Halit menyatakan, target Musiad di Indonesia adalah menjadi jembatan untuk memperkuat ikatan antara Turki dan Indonesia. Target ini sesuai dengan kondisi hubungan bisnis kedua negara yang dinilai masih berada dalam level yang kecil.

Untuk meningkatkan level tersebut, Musiad mengaku memerlukan perluasan informasi kepada para pengusaha-pengusaha Islam dan global di Indonesia. Mempertimbangkan kebutuhan itu, Halit melihat Republika menjadi rekan yang cocok.

"Kami mendengar kabar Republika merupakan salah satu media terbesar di Indonesia," ujar Halit menawarkan kerja sama di berbagai ranah.

Tawaran tersebut pun disambut dengan tangan terbuka oleh Republika. Menurut Wakil Pemimpin Redaksi Republika Nur Hasan Murtiaji, Republika memang merupakan media komunitas Muslim terbesar di Indonesia dan menjadi rujukan masyarakat dan warga asing di Indonesia.

Dengan kekuatan itu, Hasan menegaskan, harapan kerja sama bersama dapat terlaksana, bahkan lebih luas. Republika tidak hanya bergerak dalam konteks pemberitaan tetapi juga kegiatan di luar konteks tersebut seperti berlangsungnya acara Festival Hijriah yang menampilkan pertunjukan seni budaya Muslim Xinjiang.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler