Sindir Anies, SBY: Ada Musang Berbulu Domba

SBY menilai peristiwa 'pembelotan' Anies bukanlah akhir bagi Partai Demokrat.

Dok Partai Demokrat
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjamu Anies Rasyid Baswedan dan Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan di perpustakaan yang menjadi salah satu saksi sejarah kemenangannya pada pemilihan presiden (Pilpres) 2004 dan 2009, di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jumat (25/8/2023) malam.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR -- Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara ihwal pengkhianatan yang dilakukan Anies Rasyid Baswedan dan Partai Nasdem. Ia pun menyinggung peribahasa 'Musang berbulu domba'.

Baca Juga


"Musang berbulu domba, itu di depan bersikap baik, manis, lembut penuh persahabatan, tapi di balik itu kalau kita lemah dan lengah kita akan dicaplok dan dimakan habis," ujar SBY dalam sambutan di kediamannya, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jumat (1/9/2023).

Ia sendiri memahami perasaan seluruh kader Partai Demokrat ketika adanya peristiwa tersebut. Apalagi, keputusan untuk berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dilakukan sepihak oleh Partai Nasdem dan Anies, tanpa mengajak rekan koalisi.

Namun, menurutnya ini bukanlah akhir bagi Partai Demokrat dalam menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024. Ia meminta peristiwa tersebut dijadikan sebagai ujian yang menjadikan partai berlambang bintang mercy itu menjadi lebih kuat.

"Kita kalau melakukan kilas balik, sering menghadapi goncangan dan krisis, alhamdulillah kita selalu bisa mengatasinya. Saya yakin ini rencana Tuhan dan rencana Tuhan selalu lebih indah dari rencana manusia, InsyaAllah kita akan mendapatkan yang lebih baik di masa depan," ujar SBY.

Namun, ia juga bersyukur bahwa pengkhianatan dari Anies dan Partai Nasdem dilakukan sekarang. Jauh hari sebelum pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada 19 Oktober sampai 25 November 2023.

Di samping itu, Allah SWT rupanya memberikan jalan bagi Partai Demokrat untuk tidak berada dalam kelompok yang tak mengedepankan kesetaraan kepada anggota koalisinya. Sehingga, pihaknya terhindar menjadi bagian dari pemerintahan yang tak memiliki etika seperti itu.

"Bayangkan kalau di masa depan kita punya mitra koalisi yang tidak tunduk, tidak patuh pada kesepakatan yang kita buat bersama, apalagi kalau mendikte, mengatur yang lain. Termasuk capres memaksakan kehendak dan tidak menganggap yang lain, saya kira bukan itu koalisi yang hendak kita bangun," ujar SBY.

"Sekali lagi, kalau saya, kita patut bersyukur. Karenanya mari kita hadapi semua ujian dan cobaan ini dengan tegar, sambil berikhtiar kita menjalin jalan keluarnya," jelas Presiden ke-6 Republik Indonesia itu.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler