Jokowi dan Justin Trudeau akan Lakukan Pertemuan Bilateral di Jakarta pada 6 September

Pertemuan bilateral tersebut akan dilakukan di sela-sela KTT ASEAN ke-43.

AP Photo/Laily Rachev/Indonesian Presidential
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (kiri) berjabat tangan dengan Presiden RI Joko Widodo (kanan) dalam sebuah kesempatan bersama beberapa waktu lalu.
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada 6 September 2023 di sela-sela KTT Ke-43 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

“Akan ada pertemuan dengan Bapak (Presiden) tanggal 6 sore di sini (Istana Kepresidenan),” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai menghadiri Pembukaan KTT Bisnis dan Investasi ASEAN (ABIS) di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (1/9/2023).

PM Trudeau adalah salah satu kepala negara yang akan ditemui Presiden Jokowi secara bilateral, selain belasan pemimpin negara lain di antaranya Jepang, Korea Selatan, Cina, dan Australia.

Presiden Jokowi dijadwalkan bertemu dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pimpinan Dana Moneter Internasional (IMF).

Sejauh ini, tutur Retno, Indonesia mencatat 13 permintaan pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi di sela-sela KTT Ke-43 ASEAN yang akan diselenggarakan di Balai Sidang Jakarta (JCC), Senayan, 5-7 September 2023. KTT tersebut akan dihadiri 22 negara yang terdiri atas 11 negara ASEAN, termasuk Timor Leste serta sembilan negara mitra wicara.

Di antara para pemimpin yang akan menghadiri KTT ASEAN, Menlu Retno mengonfirmasi keikutsertaan Wakil Presiden AS Kamala Harris, Perdana Menteri China Li Qiang, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Sementara Rusia sebagai salah satu mitra wicara ASEAN akan mengirim Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dalam KTT tersebut.

KTT Ke-43 ASEAN diselenggarakan di bawah Keketuaan Indonesia dengan mengusung tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth". Melalui tema tersebut Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap relevan agar mampu menghadapi berbagai tantangan ke depan, mendorong stabilitas, dan perdamaian kawasan.

Indonesia juga akan terus memperkuat kerja sama konkret agar kawasan Asia Tenggara tetap menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler