Kebakaran Hanguskan 165,2 Hektare Hutan di TN Gunung Ciremai

Ada 12 blok di kawasan TNGC yang terbakar.

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Relawan yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Api (MPA) Pasawahan berusaha memadamkan api yang membakar kawasan hutan di lereng gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat, Ahad (27/8/2023). Kebakaran hutan yang terjadi sejak Jumat (25/8) itu menghanguskan sedikitnya 125 hektar lahan di kawasan hutan gunung Ciremai.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,KUNINGAN – Kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Kabupaten Kuningan yang berlangsung sejak Jumat (25/8/2023), dinyatakan padam pada Jumat (1/9/2023). Selama rentang waktu tersebut, ratusan hektare hutan di kawasan tersebut terbakar.

Baca Juga


Berdasarkan rilis resmi yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Jumat (1/9/2023) malam, disebutkan bahwa berdasarkan pemantauan Tim Gabungan pukul 15.00 WIB, tidak terdapat kepulan asap dan bara api di area kebakaran.

Selama delapan hari terbakar, luas area hutan kawasan TNGC yang terdampak kebakaran totalnya mencapai sekitar 165,2 hektare. Namun untuk kerugian yang timbul akibat kebakaran itu, masih dalam perhitungan.

BPBD Kabupaten Kuningan mencatat, ada 12 blok di kawasan TNGC yang terbakar. Yakni, Blok Talaga Bogo dan Batu Luhur, Blok Batu Kuda, Blok Batu Beuheungan, Blok Tegal Bodas, Blok Jalan Maling, Blok Panjak Rama, Blok Karang Dinding, Blok Jalan Bukit Seribu Bintang, Blok Bukit Kahiyang, Blok Batu Sepur Batu Luhur, Blok Cirendang dan Blok Pajaten.

Semua blok itu masuk ke dalam wilayah Desa Pasawahan, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan.

Adapun ketinggian dari lokasi kebakaran itu terletak pada 200 meter di atas permukaan laut (Mdpl) – 750 Mdpl. Tim Gabungan pun harus bekerja keras memadamkan api di lokasi dengan medan yang berbatu dan terjal serta dalam kondisi panas dan angin yang cukup kencang.

Bupati Kuningan, Acep Purnama,  menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas upaya yang dilakukan dalam penanganan kebakaran. Meskipun lelah, semangat dan kepedulian yang tinggi tetap ada.

‘’Dengan kejadian ini, akan dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi. Pascakebakaran, penting untuk melakukan reboisasi guna memulihkan kembali ekosistem yang ada. Mari bersama-sama menjaga kawasan hutan karena membangun hutan memerlukan waktu yang lama,’’ kata Acep, saat mengunjungi Blok Batu Luhur. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler