Sanksi Barat Percepat Rusia Jalankan Bank Syariah

Asosiasi Bank Rusia mengusulkan diizinkannya perbankan syariah setelah sanksi Barat.

AP Photo/Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia meluncurkan sistem perbankan syariah untuk pertama kalinya sebagai bagian dari proyek percontohan pada 1 September 2023. Lembaga keuangan ini akan melayani sekitar 25 juta warga Muslim Rusia. 

Baca Juga


Lembaga keuangan syariah sebenarnya sudah ada sebelumnya tetapi ini untuk pertama kalinya didorong penetapan dan perkembangannya secara resmi melalui aturan legislasi, yakni dengan ditandatanganinya sebuah aturan oleh Presiden Vladimir Putin pada 4 Agustus lalu. 

Landasan hukum ini menjadi rujukan kebijakan untuk menilai kelayakan menjalankan bank syariah di negeri ini. Proyek percontohan dijalankan di empat wilayah yang berpenduduk mayoritas Muslim yakni Tatarstan, Bashkortostan, Chechnya, dan Dagestan.

Keempat wilayah itu juga yang memiliki pengalaman lebih banyak dalam bersentuhan dengan keuangan syariah. Jika program percontohan ini berjalan mulus, maka Putin akan menekan regulasi baru untuk penerapan di wilayah lainnya. 

Apa alasan Rusia menerapkan sistem perbankan syariah? Senior Vice President Sberbank, Oleg Ganeev menuturkan, sektor perbankan syariah memiliki angka pertumbuhan tahunan 40 persen dan diperkirakan nilainya akan mencapai 7,7 triliun dolar AS pada 2025.

Madina Kalimullina, sekretaris eksekutif Russian Association of Experts in Islamic Finance, menambahkan, tumbuhnya pasar perbankan syariah ini membutuhkan regulasi, investor, dan perlindungan. Namun masih ada beberapa tantangan. 

Pasar keuangan syariah tak dapat memanfaatkan keuntungan dukungan pemerintah pada sektor pembiayaan perumahan dan propert serta UMKM karena masih menggunakan sistem bunga pinjaman yang bertentangan dengan syariah. 

‘’Tantangan ini, setengahnya terpecahkan melalui aturan yang ada. Diharapkan, proyek percontohan akan memberikan masukan dalam pengembangan lebih jauh sistem keuangan syariah,’’ kata Kalimullina seperti dilaporkan Aljazirah, Rabu (30/8/2023). 

Perbankan syariah merupakan inisiatif yang lama ditunggu. Ini dibahas di Rusia sejak krisis keuangan pada 2008. ‘’Saat bank-bank menghadapi kurangnya likuiditas dan mulai mencari sumber alternatif uang tunai,’’ kata Diana Galeeva, akademisi tamu di Oxford University, Inggris. 

Menyusul  aksi Rusia menganeksasi Krimea dari Ukraina pada 2014 dan bank-bank Rusia disanksi Barat, kata Galeeva, Asosiasi Bank Rusia mengusulkan diizinkannya perbankan syariah di Rusia dan membentuk komite di Bank Sentral guna mengatur operasi bank syariah. 

Perang Ukraina yang dipicu invasi Rusia pada Februari 2022 lalu serta tekanan Barat terhadap sektor ekonomi, mempercepat beralihnya Rusia ke perbankan syariah. 

‘’Setiap gelombang baru krisis muncul pada beberapa tahun terakhir mendorong Rusia semakin menjauh dari Barat kemudian kian mendekat ke Timur. Di mana, dalam banyak kasus ini berarti lebih banyak berhubungan dengan ekonomi negara mayoritas Muslim.’’

Bagaimana perbankan syariah akan membantu ekonomi Rusia atau hubungan ekonomi? Galeeva menyatakan, penjelasan kunci mengapa Rusia masih bertahan dari sanksi Barat karena pendapatan dari komoditas energi mereka. 

Jika dibandingkan, harus diakui dampak perbankan syariah memang masih kecil. Namun dengan dua tahun eksperimen, ekonomi Rusia terus mengarah ke Timur. Sebab tujuan utamanya membuat Rusia dan wilayah itu menarik bagi investor dalam kerangka keuangan syariah. 

Menurut Kalimullina, kelompok pertama yang akan diuntungkan dari pasar perbankan syariah ini adalah UMKM. Mereka kerap tak memiliki akses luas ke pendanaan. ‘’Keuangan Islam, seperti diketahui, lebih fokus pada ekonomi dan produk riil,’’ katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler