Sosok Menteri yang Larang Abaya untuk Siswi Muslimah di Prancis Seorang Gay?

Prancis akan melarang abaya untuk siswi Muslimah awal tahun ajaran baru

Saudi Gazette
Ilustrasi Muslimah memakai abaya dibalut dengan cadar. Prancis akan melarang abaya untuk siswi Muslimah awal tahun ajaran baru
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Menteri Pendidikan Prancis, Gabriel Attal, menjadi berita utama di seluruh dunia beberapa hari ini. Dia baru saja mengumumkan larangan penggunaan abaya, jubah yang dikenakan oleh perempuan dan anak perempuan Muslim, di sekolah-sekolah negeri Prancis. 

Baca Juga


Gabriel Attal merupakan pendukung lama dan teman Emmanuel Macron. Dia mengatakan kebijakan tersebut akan mulai berlaku pada awal tahun ajaran baru.

"Jubah panjang yang longgar dianggap terlalu erat kaitannya dengan Islam," kata Menteri Pendidikan itu pada konferensi pers di Paris. Pernyataannya ini jelas memicu kemarahan dari para pemimpin dan kritikus Muslim.

Berusia 34 tahun, Attal adalah Menteri Pendidikan termuda dalam sejarah modern Prancis. Bahkan, secara luas dia dianggap sebagai bintang baru dalam politik Prancis.

Setelah dipromosikan ke posisinya ini hanya sebulan sebelum mengumumkan larangan abaya, Attal dengan cepat membuat pengaruhnya pada sistem pendidikan Prancis dan menuai kontroversi.

Seperti yang sudah diketahui, Prancis secara keras melarang adanya tanda-tanda keagamaan di sekolah-sekolah negeri dan gedung-gedung pemerintah. Hal ini dinilai melanggar undang-undang tentang sekularisme.

Kebijakan terbaru ini pun muncul setelah Prancis melarang penggunaan cadar di depan umum pada 2010. Akibatnya, pengumuman tersebut memicu kemarahan di kalangan umat Islam mengenai apa yang disebut 'Larangan Burqa'.

Baca juga: Kecemburuan Hafshah, Putri Umar Bin Khattab yang Memicu Turunnya Ayat Alquran

"Ketika masuk ke ruang kelas, tidak sepatutnya seorang siswa diketahui agamanya hanya dari melihat mereka. Saya telah memutuskan abaya tidak lagi dikenakan di sekolah," ucap dia dikutip di Daily Mail, Rabu (30/8/2023). Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 4 September.

Attal telah menarik perhatian media dunia, setelah menghabiskan sebagian besar masa dewasanya di dunia politik. Dia adalah salah satu orang pertama yang secara terbuka mendukung Macron, ketika dia memutuskan mencalonkan diri sebagai presiden pada 2017 dan segera menjadi anggota parlemen.

Tidak hanya itu, dia juga cepat naik pangkat... 

Tidak hanya itu, dia juga cepat naik pangkat dengan menjadi menteri junior, bahkan mengambil peran sebagai juru bicara pemerintah selama pandemi Covid-19 kemarin.

Pendidikan dan masa kecilnya di Paris menarik perhatian ketika diangkat menjadi sekretaris pendidikan. Dia mendapat tugas mengawasi sekolah negeri Prancis, sementara sepanjang pendidikannya dihabiskan di sekolah swasta.

"Ya, saya bersekolah di sekolah swasta. Saya tidak perlu menyangkal atau meminta maaf atas pilihan yang diambil orang tua saya saat itu," ujar dia kepada wartawan bulan lalu.

Perihal posisinya saat ini dan kebijakannya di masa depan, dia menyebut tidak percaya bahwa perjuangan ini adalah untuk mengkritik mereka yang membuat pilihan ini.

Perjuangan yang dilakukan adalah untuk menjamin seluruh sekolah dapat memberikan semua hal penting yang diharapkan orang tua dari anak-anak mereka.

Saat diangkat menjadi menteri junior pada 2018, Attal menjadi menteri termuda dalam sejarah Republik Kelima. Dia juga merupakan salah satu pasangan kekuatan politik Prancis, berada dalam persatuan sipil dengan Stéphane Séjourné, anggota Parlemen Eropa untuk La République En Marche!.

Baca juga:  10 Peringatan dan Bahayanya yang Diabadikan dalam Alquran untuk Umat Manusia

Pada 2018, Attal sempat dinyatakan sebagai gay oleh mantan teman sekelas dan musuh SMA-nya, pengacara Juan Branco. "Dia (Branco) menulis bahwa saya merasa lega ketika ayah saya meninggal, karena menurutnya saya bisa menjalani kehidupan homoseksualitas saya dengan lebih terbuka," ujar Attal kepada surat kabar Liberation.

Ayah Attal, yang meninggal karena kanker, adalah seorang produser film Yahudi dan ibunya adalah seorang Kristen Ortodoks. Dia dilaporkan telah menjadi sasaran pelecehan homofobik dan antisemit, yang mana sebelumnya dia juga mengakui mendapat 'banyak muntahan' dari para haters secara daring.

Namun, politisi yang paham media ini efektif dalam menggunakan Instagram dan platform lain untuk mempromosikan citranya. Secara teratur dia mengunggah swafoto dengan anak-anak muda yang terkena dampak kebijakannya, serta berbagi foto dari pertemuan yang sering dia lakukan. 

 

Sumber: dailymail  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler