Walhi: Penggunaan Water Mist Harus Dikaji Ulang

Walhi sebut penggunaan water mist untuk kurangi polusi harus dikaji ulang.

Republika/Putra M. Akbar
Petugas menyemprotkan air ke udara di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023). Walhi sebut penggunaan water mist untuk kurangi polusi harus dikaji ulang.
Rep: Haura Hafizhah Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengampanye Polusi dan Perkotaan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Abdul Ghofar menanggapi terkait penggunaan water mist untuk mengurangi polusi udara. Menurut dia, cara tersebut justru akan menimbulkan persoalan lain seperti terhalangnya polutan naik ke udara.

Baca Juga


"Penggunaan water mist untuk mengurangi polusi udara masih belum terbukti efektif. Inisiatif Pemprov DKI mengatasi polusi udara dengan penggunaan water mist ke gedung pemerintah dan kemudian akan diperluas ke gedung-gedung milik swasta perlu dikaji ulang," kata Abdul saat dikonfirmasi pada Selasa (5/9/2023).

Kemudian, ia menjelaskan efektivitas water mist belum teruji dan berpotensi menimbulkan persoalan baru. Lalu, penggunaan air yang berlebihan di tengah situasi musim kemarau kurang bijak karena air menjadi kebutuhan.

Ia menyarankan seharusnya pemerintah berfokus pada solusi pengurangan dari sumber polusi bukan berfokus pada mengatasi polusi yang sudah ada dengan cara yang kurang efektif.

Selain itu, dia melanjutkan, mewajibkan swasta untuk melakukan pemasangan water mist adalah solusi yang kurang tepat. Seharusnya pemerintah menjalin kemitraan dengan swasta untuk melakukan upaya pengurangan sumber polusi.

"Dengan kebijakan lain, penerapan green building. Misalnya melalui efisiensi energi, penerapan WFH hingga pembatasan penggunaan kendaraan pribadi bagi karyawan," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengatakan sudah melakukan uji coba water mist bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

"Jadi, BRIN diminta oleh Kemenko Marves untuk membuat alat namanya water mist generator. Itu diujicobakan kemarin di gedung Pertamina," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Asep Purwanto di kawasan Jakarta Pusat pada Selasa (29/8/2023).

Kemudian, ia menjelaskan melakukan penyemprotan dari atas gedung Pertamina dan di bawahnya langsung diukur dengan alat PM 2,5. Hal tersebut ternyata bisa menurunkan kadar PM 2,5 yang ada di sekitaran gedung tersebut.

"KLHK mengukur sebelum dilakukan uji water mist dan setelah dilakukan uji water mist. Itu informasi dari KLHK terjadi penurunan PM 2,5," kata Asep.

Asep menambahkan water mist ini lebih efektif dibandingkan penyemprotan yang dilakukan di jalanan. Nantinya, ia akan berkoordinasi dengan Kemenko Marves untuk mengusulkan water mist tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler