Sasar Pasar Motor Bekas, MoFE Utamakan Kepercayaan Publik
MoFE menggunakan sistem evaluasi harga dan sistem pengecek kualitas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berawal dari kesadaran akan besarnya potensi pasar kendaraan sepeda motor bekas di Indonesia, sebuah aplikasi jual-beli motor bekas MoFE diluncurkan di Jakarta pada 1 September 2023 lalu. Founder sekaligus CEO MoFE, Seungjun Ahn, mengungkapkan dipilihnya pasar motor bekas dikarenakan ia menyadari betapa besarnya pengaruh kendaraan roda dua itu bagi publik Indonesia.
"Saya melihat bahwa sepeda motor di Indonesia ini bisa mengubah hidup seseorang di Indonesia. Ia bisa mengantarkan orang pergi beraktivitas, bekerja, hingga bertemu keluarga dan teman-teman," kata Ahn dalam wawancara melalui Google Meet dengan Republika, Selasa (5/9/2023).
Kesadaran Ahn berawal dari adanya angka statistik yang menunjukkan bahwa saat ini terdapat 120 juta unit motor yang dipakai di Indonesia. Dari jumlah tersebut, hanya 6 juta di antaranya yang berwujud motor baru. Artinya, terdapat sebanyak 112 juta sepeda motor bekas yang memiliki potensi menjadi ladang bisnis.
"Indonesia adalah pasar motor ketiga terbesar di dunia setelah India dan Cina," ujar Ahn yang juga merupakan penggemar motor Hornet 250 tersebut.
Ahn menyadari bahwa kompetisi dalam bisnis jual-beli motor sangat berat. Apalagi sudah terdapat aplikasi yang telah banyak dikenal publik sebelumnya serta telah mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia. Meskipun demikian ia tetap optimistis.
Apalagi Ahn melihat terdapat sejumlah kelemahan yang terdapat pada aplikasi-aplikasi kompetitor tersebut, termasuk yang berwujud platform media sosial. "Setelah kami analisis, ada problem yang mengemuka yakni terkait ketidakpastian harga dan kualitas," kata pria asal Korea Selatan itu.
Di MoFE yang merupakan akronim dari Motorcycle for Everyone, kata Ahn, pengguna tidak perlu khawatir terkait dengan kualitas motor. "Prinsip kami adalah bahwa kepercayaan adalah hal yang paling penting," katanya.
Untuk menjaga kepercayaan publik, kata Ahn, MoFE menggunakan sistem evaluasi harga dan sistem pengecek kualitas. Apalagi pihaknya dibantu oleh machine learning artificial intelligence (AI) untuk menyediakan estimasi harga.
"Dengan adanya data transaksi baik offline dan online, mesin MoFE AI dapat memprediksi harga semua motor bekas di pasarannya," ujar Ahn.
Head of Business Development MoFE, Nur Agra Acedya, menambahkan bahwa pihaknya senantiasa menyajikan diferensiasi kepada calon konsumen, terutama dibandingkan para kompetitor. Sehingga, MoFE nantinya tidak hanya bersaing terkait harga namun juga pelayanan yang lebih baik.
"Untuk saat ini, MoFE baru melayani jual-beli motor bekas di area Jabodetabek. Akan tetapi, ke depan kami akan menggarap Jawa Barat, Jawa Timur, dan juga Jawa Tengah," tutur pria asal Yogyakarta ini.
Sejauh ini, sejak MoFE dirilis ke publik, sudah terdapat 236 motor yang terdaftar. Agra mengatakan target pada akhir bulan ini sudah terdapat 1.000 motor bekas yang siap ditransaksikan di aplikasi ini. Bagi publik yang penasaran bisa langsung mengunjungi situs resmi MoFE di https://www.mofe.co.id/.