Sabar, Harapan dan Penghapusan Dosa Melalui Penderitaan

Mengapa Menangis adalah Wujud Keimanan dan Kebijaksanaan: Memahami Pesan Islam tentang Kesedihan dan Penderitaan

retizen /Syahrial, S.T
.
Rep: Syahrial, S.T Red: Retizen
Dok. Republika.co.id

Kehidupan manusia tak lepas dari beragam bentuk cobaan dan penderitaan. Dalam perjalanan hidup ini, kita sering kali dihadapkan pada momen-momen sulit yang menguras emosi dan kekuatan fisik. Dalam Islam, ada ajaran yang memandang dengan penuh kebijaksanaan terhadap ekspresi emosi, khususnya dalam hal menangis dan menghadapi kesedihan. Pesan-pesan ini, yang terinspirasi dari sabda Nabi Muhammad dan ayat-ayat Al-Qur'an, memandang bahwa menangis adalah wujud keimanan dan kebijaksanaan.

Menangis sebagai Ungkapan Hati


Tak mengapa bagimu untuk menangis bila memang hanya dengan menitikkan air mata saja, tidak dengan bersuara. Ini berdasarkan sabda Nabi: "Sungguh mata ini menangis, sedangkan hati ini berduka." Pesan ini mengajarkan kita bahwa menangis adalah cara yang sah untuk mengungkapkan kesedihan. Meskipun hati kita penuh dengan dukacita, kita tetap mengucapkan kata-kata yang diridhai Allah. Ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan kita untuk menghormati perasaan kita, bahkan dalam momen-momen kesedihan.
Hadits-hadits tentang hal ini sangatlah banyak, yang menegaskan bahwa menangis adalah ekspresi yang alami dalam menghadapi kesulitan dan kehilangan.

Berbagi Kesedihan dengan Kerabat dan Teman

Tidak mengapa pula bila engkau memberitahukan sakit yang engkau derita kepada kerabat dan teman, dengan tetap memuji Allah, bersyukur kepada-Nya, menyanjung-Nya, juga meminta kepada-Nya keselamatan dan kesehatan. Dalam Islam, kita diajarkan untuk berbagi penderitaan dengan orang-orang terdekat kita. Ini bukan hanya sebagai bentuk dukungan emosional, tetapi juga sebagai cara untuk menguatkan ikatan antarmanusia dan mencari dukungan dalam momen-momen sulit.

Sabar dan Harapan dalam Kesulitan

Dalam semua penderitaan dan cobaan yang kita hadapi, pesan Islam adalah agar kita tetap bersabar. Allah berjanji memberikan pahala yang tak terbatas bagi mereka yang sabar. Dalam firman-Nya: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. az-Zumar/ 39: 10).
Juga dalam firman-Nya: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. al-Baqarah/ 2: 155- 156). Pesan ini mengajarkan kita untuk tetap mempertahankan harapan dan kekuatan di tengah cobaan.

Menghapus Kesalahan melalui Penderitaan

Sabda Nabi Muhammad juga mengingatkan kita bahwa setiap penderitaan yang kita alami dapat menghapuskan kesalahan-kesalahan kita. Tidaklah seorang Muslim ditimpa kepayahan, penyakit, keresahan, kesedihan, gangguan, atau kegalauan, sampaipun duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dengan hal-hal tersebut (HR. al-Bukhari). Ini adalah pengingat bahwa dalam penderitaan kita, Allah masih menyertai kita dan memberikan kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa.

Kesimpulan

Dalam Islam, menangis adalah wujud keimanan dan kebijaksanaan. Kita diberikan izin untuk mengungkapkan perasaan kita, berbagi kesedihan dengan orang-orang terdekat, tetap bersabar, dan selalu berharap pada Allah dalam menghadapi berbagai cobaan dan penderitaan. Pesan-pesan ini mengajarkan kita untuk menghormati dan memahami perasaan kita, serta mengingatkan bahwa Allah selalu bersama kita dalam setiap momen kehidupan, baik suka maupun duka.

sumber : https://retizen.id/posts/235818/sabar-harapan-dan-penghapusan-dosa-melalui-penderitaan
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler