Demi Kemenangan Besar Umat, PKS Siap Menyatu Bersama PKB

Elite kedua partai tersebut akan bersilaturahim ke Kantor DPP PKS pada pekan depan.

Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera
Rep: Nawir Arsyad Akbar, Antara Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera mengamini adanya pandangan yang menyebut bahwa partainya dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memiliki persepsi yang berbeda. Tak jarang, hubungan keduanya disebut layaknya air dan minyak.

Baca Juga


Namun, ia membantah hal tersebut dan mengungkapkan peluang besar keduanya dalam satu koalisi. Khususnya setelah Anies Rasyid Baswedan memilih Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres).

"Saya bilang InsyaAllah sebentar lagi akan menjadi kopi dan gula yang menyatu, menjadi kopi yang nikmat dan itu satu kemenangan besar buat umat, yang tadinya quote and quote kita sering dipersepsikan berbeda, tapi ternyata kita bisa bersama mengantarkan kemenangan buat AMIN (Anies-Muhaimin)," ujar Mardani dalam sebuah diskusi daring pada Jumat (9/9/2023) malam.

PKS sudah berkomunikasi dengan Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali dan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid. Rencananya, kedua partai tersebut akan bersilaturahim ke Kantor DPP PKS pada pekan depan.

Pasangan Anies-Muhaimin juga direncanakan hadir dalam silaturahim tersebut. Setelah silaturahim tersebut, ia meyakini bahwa dalam waktu dekat PKS akan segera mengumumkan sikap dukungan kepada pasangan tersebut.

"Kami berbincang, tidak ada yang lebih penting satu dengan yang lainnya, semuanya penting, semuanya berkontribusi besar. Semuanya kita satukan dalam semangat perubahan untuk persatuan dengan memenangkan AMIN di Pilpres 2024," ujar Mardani.

PKS sendiri tak dalam posisi 'jual mahal' terkait belum diputuskannya sikap mereka setelah Partai Demokrat memilih keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Namun, PKS memiliki mekanisme di internalnya dan masih menghormati kesepakatan yang ada sebelumnya.

"PKS masih terikat dengan Nasdem, masih terikat dengan Mas Anies Baswedan, kalau PKB masuk, posisinya sangat jelas, ahlan wa sahlan. Jadi sekarang PKS sedang menunggu (keputusan Majelis Syura), kita ingin sama-sama, bahasanya sebelum kita tampil di luar, kita selesaikan urusannya dulu di dalam," ujar anggota Komisi II DPR itu.

Perwakilan Anies Rasyid Baswedan dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Sudirman Said masih mengaku optimistis bahwa PKS akan mendukung pasangan Anies-Muhaimin. Bahkan, ia mengaku bahwa pihaknya belum memikirkan skenario pemenangan tanpa PKS.

Ia sendiri membantah adanya ketegangan antara PKS dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam pengusungan Anies-Muhaimin. Bantahannya terbukti dari Partai Nasdem dan PKB yang baru saja menggelar pertemuan informal dengan PKS pada Kamis (7/9/2023) malam.

Hadirnya PKS tentu akan memperkuat koalisi pengusungan Anies-Muhaimin di berbagai wilayah Indonesia. PKB akan meningkatkan suara Anies di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang selama ini dipandang sebagai kelemahan mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Partai Nasdem memiliki basis massa yang sangat kuat di luar Pulau Jawa. Sedangkan PKS memegang peranan yang sangat penting dalam menguatkan Anies-Muhaimin di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.


"Jadi semuanya sangat penting dan kami punya harapan besar supaya tiga partai ini bisa terus bersama-sama," ujar Sudirman.

 

 

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dikabarkan  ke Jakarta usai ziarah Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon, Jumat (8/9/2023) petang, dan dikabarkan bertemu elite PKS. Berdasarkan agenda tur dan napak tilas Wali Songo, Muhaimin seharusnya melanjutkan perjalanan ke Demak, untuk menziarahi makam Sunan Kalijaga dan Raden Fattah.

Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal mengatakan Gus Muhaimin memiliki janji agenda di Jakarta. Namun, ia tak merinci apa agenda tersebut.

"Besok langsung gabung di Makam Sunan Drajat, Giri, Maulana Malik Ibrahim dan Ampel," kata Cucun di Masjid Agung Demak, Jawa Tengah, Jumat malam.

Saat ditanyai, apakah kembalinya Muhaimin ke Jakarta untuk bertemu dengan PKS. Cucun menyebut, belum ada jadwal itu.

"Belum, PKS masih rapat di internalnya," ujarnya.

Sebelumnya, usai berziarah di Makam Sunan Gunung Jati, Gus Muhaimin menyebut akan melakukan pertemuan dengan PKS usai berziarah. Namun, Cak Imin tidak menjelaskan apakah pertemuan dengan PKS itu usai melakukan seluruh rangkaian acara ziarah Tour De Wali Songo, atau usai berziarah di Makam Sunan Gunung Jati.

"Pasti ini segera, pulang dari ziarah saya ke sana," kata Gus Muhaimin di Makan Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat.

Sebelumnya, perwakilan Anies Rasyid Baswedan dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Sudirman Said mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu keputusan PKS lewat rapat Majelis Syura. Namun, ia yakin PKS akan tetap dalam barisan pengusungan Anies yang sudah berpasangan dengan Abdul Muhaimin Iskandar.

"Setahu saya Majelis Syura belum bersidang, jadi saya tidak pernah mendengar ada info atau kabar bahwa PKS tidak mendukung Anies. Info yang saya dengar bahwa PKS istiqomah bersama Pak Anies, tinggal memutuskan doa untuk calon (wakil) presidennya," ujar Sudirman di Kantor Sekretariat Perubahan, Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Hadirnya PKS tentu akan memperkuat koalisi pengusungan Anies-Muhaimin di berbagai wilayah Indonesia. Partai Kebnagkitan Bangsa (PKB) akan meningkatkan suara Anies di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang selama ini dipandang sebagai kelemahan mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Partai Nasdem memiliki basis massa yang sangat kuat di luar Pulau Jawa. Sedangkan PKS memegang peranan yang sangat penting dalam menguatkan Anies-Muhaimin di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.

"Jadi semuanya sangat penting dan kami punya harapan besar supaya tiga partai ini bisa terus bersama-sama," ujar Sudirman.

Tujuh fakta deklarasi Anies-Muhaimin - (Republika/berbagai sumber)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler