Pencarian di Bawah Reruntuhan Berlanjut, Korban Tewas Gempa Maroko Sudah 1.037 Orang
Warga bertahan di luar rumah demi keamanan pascagempa.
REPUBLIKA.CO.ID, AMIZMIZ – Tim penyelamat terus bekerja mengangkat para korban gempa bumi di Maroko dari bawah reruntuhan bangunan. Korban jiwa juga semakin banyak akibat gempa yang melanda pada Jumat (8/9/2023) malam tersebut.
Televisi pemerintah yang mengutip data Kementerian Dalam Negeri, Sabtu (9/9/2023) menyatakan jumlah korban jiwa akibat gempa berkekuatan 6,8 magnitude tersebut telah mencapai angka 1.037 orang.
Sebagian besar korban tewas di Marrakech dan lima provinsi yang berdekatan dengan pusat gempa. Sebanyak 1.204 orang lainnya terluka, 721 di antaranya dalam kondisi kritis. Tim penyelamat bekerja hingga malam, mencari penyintas di kegelapan, debu, dan reruntuhan.
Mereka menggunakan palu dan kapak untuk menyelamatkan korban yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan berlantai dua. Orang-orang di sekitar lokasi, memberinya air melalui celah-celah reruntuhan bangunan yang roboh.
Di Desa Amizmiz, berjarak 60 km bagian selatan Marrakech, tim penyelamat memindahkan puing reruntuhan bangunan yang ambruk akibat gempa. Seorang warga, Mohamed Azaw mengisahkan mengenai pengalamannya.
Saat ia merasakan bumi berguncang di bawah kakinya dan rumahnya bergoyang, ia bergegas menyelamatkan anak-anaknya untuk keluar rumah. Namun tetangganya tak bisa melakukan hal serupa. ‘’Tak satupun ditemukan selamat di keluarga tersebut.’’
Ayah dan anak laki-lakinya, jelas Azaw, ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Sedangkan ibu dan anak perempuan masih dalam proses pencarian. Terlihat sekitar 20 orang termasuk petugas pemadam kebakaran dan tentara berada di atas reruntuhan rumah di Amizmiz.
Mereka berupaya untuk memindahkan puing-puing bangunan untuk menemukan korban di bawahnya. Televisi yang menyiarkan kondisi di Moulay Ibrahim, 40 km sebelah selatan Marrakech menunjukkan puluhan rumah di lereng pegunungan ambruk.
Warga di sana terlihat menggali kubur....
Warga di sana terlihat menggali kubur, pada saat bersamaan para perempuan berdiri di jalanan. Montasir Itri, warga Desa Asni yang berdekatan dengan pusat gempa, area Ighil, menyatakan sebagian besar rumah di sana rusak.
‘’Tetangga-tetangga kami di bawah reruntuhan bangunan dan orang-orang bekerja keras untuk menyelamatkan mereka menggunakan peralatan seadanya,’’ ungkapnya. Di Marrakech, sebanyak 13 orang dinyatakan meninggal. Warga memilih di luar, takut pulang ke rumah.
Sejumlah warga menceritakan, mereka memilih meninggalkan rumah demi keamanan. ‘’Saya masih tak bisa tidur di rumah sebab merasa shock. Apalagi kota tua juga berisi rumah-rumah tua,’’ ujar Jaouhari Mohamed, warga di kota tua, Marrakech.
Ia menambahkan, jika salah satu bangunan roboh maka akan membuat bangunan lainnya bernasib serupa. Bangunan-bangunan di kota tua, situas yang masuk dalam Unesco World Heritage, mengalami kerusakan akibat guncangan gempa dahsyat.
Sebuah menara masjid di Lapangan Jemaa al-Fna, ambruk. Lokasi ini merupakan jantungnya kota tua. Orang-orang terluka dari area sekitar berdatangan ke Marrakech untuk mendapatkan perawatan atas luka yang mereka derita.
Kementerian Dalam Negeri Maroko meminta warga untuk tenang. Dalam pernyataan di televisi, mereka menyatakan gempa menghantam Provinsi Al Haouz, Ouarzazate, Marrakech, Azilal, Chichaoua, dan Taroudant.
Pusat geofisika Maroko menjelaskan, gempa bumi ini terjadi pada pukul 23.00 di wilayah Ighil, High Atlas. Ini merupakan gempa mematikan di Maroko sejak 1960 ketika gempa menyebabkan sekitar 12 ribu orang kehilangan nyawa.