Sering Dilakukan, Tiga Hal Ini Justru Jadi Penyebab Ban Kendaraan Cepat Rusak

Ban yang buruk dapat berdampak pada performa komponen lain kendaraan.

ANTARA/Pamela Sakina
Ban mobil BFGoodrich g-Force PHENOM T/A yang dipasangkan pada mobil display, di Jakarta, Jumat (8/9/2023).
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia, Mochammad Fachrul Rozi, mengungkapkan tiga penyebab umur ban kendaraan, terutama mobil menjadi lebih pendek atau cepat rusak. Memiliki kendaraan tentu perlu dirawat dengan baik dan benar agar jangka umur kendaraan lebih panjang, tak terkecuali bagian ban.

Ban menjadi salah satu komponen yang sangat penting bagi kendaraan. Selain untuk berjalan, perawatan ban yang buruk juga dapat berdampak pada performa bahkan merusak komponen lain pada kendaraan, seperti velg, suspensi, hingga kaki-kaki.

Baca Juga


Apalagi digunakan di medan Indonesia kontur dan permukaan jalannya beragam. Berikut tiga alasan paling sering yang dapat memperpendek umur ban kendaraan.

Tiga Hal Penyebab Ban Kendaraan Rusak

1. Tekanan udara

Tekanan udara pada ban berperan penting dalam menahan beban kendaraan. Ban dengan tekanan angin yang tepat akan membantu mereduksi turbulensi pada kabin karena jalanan bergelombang.

“Dari penelitian kami, 60-70 persen penduduk Indonesia tidak peduli dengan angin ban, dampaknya ban akan panas karena banyak geraknya, dan dapat menimbulkan seperti stretch mark di bagian dalam, yang lama kelamaan karet akan putus dan kembung,” kata Rozi, Jumat (8/9/2023).

Rozi menyarankan pengguna untuk secara rutin memeriksa tekanan ban kendaraan. Ia menyebut tekanan udara yang tepat adalah tidak lebih dan tidak kurang dari angka yang telah diberikan pabrikan kendaraan masing-masing.

Pada mobil, biasanya angka tekanan udara tertera pada pilar-pilar kendaraan di sisi pengemudi.

“Tekanan angin yang lebih tinggi dari rekomendasi pabrikan itu lebih mending dari kurang, tapi saya menyarankan untuk sesuai spesifikasi yang dianjurkan, karena kalau kelebihan juga berbahaya pada kecepatan tinggi karena ban bisa melayang, sedangkan kurang angin dapat cepat panas dan pecah,” kata dia.


 



2. Hindari semir ban berbahan dasar minyak dan silikon

Banyak produk semir ban mengklaim dapat menjaga ban tidak mudah rusak dan lebih awet, selain juga merawat warnanya.

Namun ternyata, pemilik kendaraan perlu lebih jeli dalam memilih bahan dasar semir, karena semir minyak dan silikon dapat merusak ban kendaraan kesayangan.

“Jangan memilih semir yang oil based atau silicon based, itu bisa merusak ban. Bila sering melihat ban retak-retak, itu karena terlalu sering disemir dengan bahan ini. Pilih yang berbahan air atau water based,” ujar Rozi.

3. Penambalan yang salah

Ban tertusuk benda tajam apalagi kecil seperti paku mungkin cukup sering terjadi dan sulit untuk dihindari. Penambalan ban pun jadi jalan keluar yang lebih praktis dan tentu hemat biaya dibanding mengganti ban baru. Namun penambalan yang salah, menurut Rozi, justru dapat merusak ban lebih jauh.

Metode “tambal cacing” sering dilakukan oleh penambal ban yang ditemukan di tepi jalan. Metode ini hanya memasukkan karet keras yang berbentuk seperti cacing ke dalam ban yang bocor dengan cara ditusuk. Harapannya karet tersebut dapat terjepit dengan rapat sehingga dapat mengunci udara di dalamnya dan menutup permukaan ban yang berlubang.

“Sebanyak 80 persen pecah ban di jalan tol Indonesia terjadi karena perbaikan ban yang buruk, perbaikan yang betul adalah ban dilepas dari velg, dilihat dari dalam, tambalnya dari dalam. Sedangkan metode tambal cacing dapat menyebabkan ban melebar secara berkala hingga dapat pecah atau meledak sewaktu-waktu,” kata Rozi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler