Belajar dari Kesuksesan Putri Ariani, Ini Cara Tunanetra Belajar Musik

Ada teknologi yang bisa membantu para tunanetra belajar bermusik.

Dok Youtube/Americas Got Talent
Putri Ariani saat tampil di AGT pada Rabu (6/9/2023). Putri mendapatkan pujian dan standing ovation dari juri AGT.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesuksesan Putri Ariani menembus final ajang pencarian bakat America's Got Talent 2023 tentu membahagiakan masyarakat. Sebagai seorang difabel netra, sosok Putri yang diberkahi talenta bermusik yang luar biasa tentu mengundang decak kagum.

Baca Juga


Putri sendiri mengembangkan bakatnya secara mandiri tanpa mengikuti pelajaran vokal formal. Dia memulai penampilan bernyanyi di atas panggung sejak usia tujuh tahun.

Pada 2021, Putri memulai pendidikannya di Sekolah Menengah Musik Yogyakarta (SMM) yang dikenal dengan SMK Negeri 2 Kasihan. Di sekolah ini, yang berlokasi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Putri fokus pada instrumen Mayor Flute. Selama masa sekolahnya, Putri juga mendapatkan kesempatan untuk tampil sebagai vokalis solo dalam konser SMM.

Kendati mengalami kekurangan, difabel netra seperti Putri tetap punya peluang untuk belajar musik. 

Musisi tunanetra memiliki beberapa opsi untuk memanfaatkan komputer dalam proses penciptaan notasi musik, membaca, dan merekam musik. Dilansir Washington.edu pada Ahad (10/9/2023), berikut beberapa contoh teknologi yang membantu tunanetra belajar musik.

1. Notasi Musik dengan Sibelius Speaking

Musisi tunanetra dapat memanfaatkan program seperti Sibelius Speaking yang bekerja bersama pembaca layar JAWS dan program notasi musik Sibelius. Sibelius Speaking adalah skrip yang memungkinkan JAWS berinteraksi dengan program notasi musik Sibelius.

 

2. Penerjemah Musik Braille dengan Goodfeel

Untuk mengkonversi musik dari format notasi seperti Sibelius ke Braille, musisi tunanetra dapat menggunakan program penerjemah musik Braille seperti Goodfeel.

 

3. Rekaman Audio dan MIDI dengan Sonar

Untuk merekam file audio dan MIDI, mereka dapat menggunakan pembaca layar JAWS dengan skrip Caketalking untuk mengoperasikan stasiun kerja audio digital multi-track seperti Sonar. Dengan Sonar, musisi tunanetra dapat mengedit file MIDI, menerapkan efek, dan menciptakan hasil akhir untuk pembuatan CD audio.

Dilansir Perkins.org, banyak siswa tunanetra memiliki bakat musik yang luar biasa. Bagaimana mereka dapat sukses dalam kelas musik biasa? Lime Lighter adalah alat membaca musik yang cocok untuk musisi dengan penglihatan yang terbatas. Notasi musik dapat ditampilkan hingga 10 kali lebih besar dari lembaran musik asli pada layar sentuh digital 20 inci.

Musisi dapat mengendalikan pergerakan musik dengan menekan pedal kaki, membuatnya sangat aksesibel. Selain itu, musisi arus utama saat ini sering menggunakan aplikasi musik dan iPad sebagai pengganti lembaran musik kertas. Ini memungkinkan mereka membawa seluruh perpustakaan musik dalam bentuk digital di iPad, menghilangkan kebutuhan untuk membawa lembaran musik fisik. Untuk lebih jelasnya, ada berbagai pembaca musik lembaran yang tersedia untuk iPad yang dapat digunakan oleh musisi tunanetra.

SMM Yogyakarta adalah sebuah sekolah musik yang berfokus pada musik klasik. Di sini, para siswa diharapkan memiliki kemampuan membaca not balok, dan mereka wajib memilih satu instrumen mayor untuk dipelajari. Putri Ariani memahami notasi musik dengan mendengarkannya, bukan dengan membaca not balok secara tradisional. Guru-guru di sekolah ini membantu menerjemahkan notasi musik ke dalam bentuk audio agar Putri dapat memahaminya dengan lebih baik. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler