Kepala Intelijen Ukraina: Operasi Serangan Balik akan Terus Dilanjutkan

Operasi serangan balik makin sulit dilakukan.

EPA-EFE/VADYM SARAKHAN
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api di lokasi jatuhnya rudal Rusia, Rabu (30/8/2023). Kepala intelijen Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan serangan balasan Ukraina ke pasukan Rusia dilanjutkan.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Kepala intelijen Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan serangan balasan Ukraina ke pasukan Rusia dilanjutkan hingga cuaca dingin dan basah akhir tahun ini. Meski, menurut Budanov, operasi serangan balik semakin sulit dilakukan.

Baca Juga


Pada musim panas tahun ini Ukraina melancarkan serangan balasan. Operasi tersebut berhasil merebut kembali lebih dari satu lusin desa di selatan dan timur selama tiga bulan, namun diperumit ladang ranjau yang luas dan pertahanan Rusia yang kuat.

“Aksi tempur akan dilanjutkan dengan satu atau lain cara. Dalam cuaca dingin, basah, dan berlumpur, pertempuran akan lebih sulit dilakukan. Pertempuran akan terus berlanjut. Serangan balasan akan terus berlanjut,” kata Budanov, Ahad (10/9/2023).

Pernyataan yang disampaikan di konferensi di Kiev yang diselenggarakan Victor Pinchuk Foundation, memberikan indikasi kuat hingga saat ini Ukraina tidak berencana menghentikan operasi. Bahkan ketika cuaca berubah pada akhir tahun ini.

Namun, lambatnya kemajuan serangan balasan memicu kekhawatiran Barat akan kesulitan mempertahankan skala bantuan militer agar operasi Ukraina dapat dilanjutkan dengan intensitas yang sama.

Pada Sabtu (9/9/2023) pejabat dari badan intelijen militer Ukraina Vadym Skibytskyi mengatakan saat ini Rusia memiliki 420.000 prajurit di Ukraina.

Serangan di wilayah tenggara Zaporizhzhia, yang sekarang berpusat di sekitar desa Robotyne dan Verbove, dipandang sebagai bagian penting dari operasi serangan balik. Tujuan dari operasi ini memecah pasukan pendudukan Rusia di selatan menjadi  dua, namun masih jauh dari tujuan tersebut.

"Serangan balik kami terjadi di beberapa arah," kata Budanov.

Ia mengaku progres dari serangan balik berjalan lebih lambat dari yang ia inginkan. Budanov menggambarkan situasi di lapangan sulit.

Terlepas dari banyaknya ranjau Rusia, ia mengidentifikasi jumlah drone kecil "kamikadze" Rusia sebagai faktor kunci yang memperlambat kemajuan Ukraina sejauh ini. Rusia, yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, mengatakan serangan balasan Ukraina telah gagal.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler