Perlukah Anak Les Musik?

Salah satu pendidikan ekstra nonakademik yang banyak diminati para orangtua adalah pendidikan ekstra dalam bidang seni, khususnya seni musik.

retizen /jok
.
Rep: jok Red: Retizen
Bermusik dapat tingkatkan kreativitas anak. Sumber gambar: parenting.co.id.

Kebutuhan pendidikan anak tidak cukup hanya dipenuhi dari bangku sekolah saja. Anak perlu pula mendapatkan pendidikan ekstra. Pendidikan ekstra di sini maksudnya adalah pendidikan yang didapat di luar jam sekolah.


Secara garis besar, pendidikan ekstra dapat dibagi menjadi pendidikan ekstra akademik dan pendidikan ekstra non akademik. Pendidikan ekstra akademik, tentu saja, terkait dengan pendidikan sejumlah mata pelajaran yang umumnya merupakan mata belajaran yang didapat anak di sekolah. Sedangkan pendidikan ekstra nonakademik merupakan pendidikan yang berhubungan dengan pengembangan minat dan bakat anak.

Salah satu pendidikan ekstra nonakademik yang banyak diminati para orangtua adalah pendidikan ekstra dalam bidang seni, khususnya seni musik. Tidak sedikit orangtua yang kemudian memasukkan anaknya untuk mengikuti les musik. Misalnya, les gitar atau les piano.

Mungkin saja orangtua melakukan hal ini karena melihat sang anak memiliki minat serta bakat. Tapi, tidak menutup kemungkinan orangtua melakukan hal ini karena faktor lain, seperti karena latah ikut-ikutan tetangga atau karena ambisi orangtua sendiri atau cuma untuk kepentingan prestise.

Terlepas dari faktor yang melatarbelakanginya, les musik seperti apakah yang sebaiknya diambil serta kapan sebaiknya anak mengikuti les musik tersebut?

Menurut Steve Morrison, pakar musik dari Universitas Washington di Seattle, Amerika Serikat, les musik yang sebaiknya dipilih untuk ditekuni oleh anak adalah sebagai berikut.

1. Piano

Belajar bermain piano dapat menjadi sebuah fondasi untuk menumbuhkan kemahiran bermusik anak. Dibandingkan dengan instrumen-instrumen musik lainnya, jangkauan nada piano jauh lebih luas. Banyak anak yang sudah belajar main piano sejak usia enam tahun. Hal yang penting dalam belajar piano adalah kordinasi antara mata serta tangan. Selain itu, kemampuan dasar dalam membaca juga harus dimiliki oleh anak yang akan mempelajari piano.

2. Alat musik tiup

Banyak pakar menyarankan agar anak lebih baik belajar flute atau rekorder. Instrumen brass sebaiknya dihindari. Mengapa? Instrumen brass seperti trombone, terompet, French horn, tuba, oboe, saksofon serta basun kerap masih terlalu berat bagi anak di bawah sembilan tahun. Mereka belum memiliki kekuatan yang memadai untuk menggenggam alat-alat tiup tersebut. Di samping itu, untuk memainkan instrumen brass tadi diperlukan kontrol nafas yang prima dan teknik meniup yang cermat.

3. Perkusi

Dari sekian banyak alat musik yang termasuk ke dalam keluarga perkusi, snare drum adalah salah satu alat musik yang disarankan oleh para pakar agar lebih dahulu dipelajari oleh anak. Kenapa? Karena memainkan snare drum tidak memerlukan terlampau banyak koordinasi, bandingkan misalnya dengan memainkan silofon atau perangkat drum yang kumplit. Memainkan snare drum juga dapat membuka peluang untuk anak bersosialisasi. Banyak anak yang belajar main snare drum kemudian masuk anggota marching band di sekolah sehingga membuatnya aktif dalam kegiatan kelompok. Usia enam atau tujuh tahun merupakan usia yang dinilai oleh sementara pakar sebagai usia yang cukup untuk memulai belajar memainkan snare drum.

4. Alat musik gesek

Biola serta cello dinilai sebagai instrumen yang paling cocok dipelajari anak. Anak bisa mulai mempelajari instrumen ini saat berusia enam atau tujuh tahun. Dilihat dari ukurannya, alat musik ini pun sangat praktis bagi anak. Selain itu, memainkan alat musik gesek ini juga akan memberikan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi, ketika anak ikut serta dalam kelompok orkestra.***

--

sumber : https://retizen.id/posts/236063/perlukah-anak-les-musik
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler