Lemahnya Teori Evolusi dan Manusia Purba, Adam Manusia Pertama di Bumi Menurut Islam?
Islam menyatakan manusia pertama di bumi d
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Ilmu pengetahuan Barat modern tidak mempunyai pinjakan kuat tentang asal-usul manusia, berbeda dengan wahyu yang jelas-jelas menyebutkan manusia pertama adalah Adam.
Merekapun menyusun suatu landasan teori yang menyebutkan bahwa asal-usul manusia adalah manusia purba. Teori ini diperkuat dengan temuan-temuan fosil manusia purba yang berusia jutaan tahun.
Maka muncul dan berkembanglah teori evolusi yang menyatakan asal usul manusia sekarang ini adalah manusia kera, kemudian berkembang menjadi manusia purba dan manusia modern.
Bagaimana sesungguhnya? Dalam pelajaran sejarah Indonesia kita sering mendapat informasi adanya fosil-fosil Homoerectus yang ditemukan di beberapa lokasi di Jawa yang oleh para arkeolog diperkirakan berumur mulai dari 1,7 juta tahun (Sangiran) hingga 50 ribu tahun yang lalu (Ngandong).
Terdapat kategori dua subspesies berbeda yaitu Homo erectus paleojavanicus yang lebih tua daripada Homo erectus soloensis.
Disebutkan bahwa mereka hidup sezaman dengan manusia modern Homo sapiens kurang lebih 50 ribu tahun lalu. Namun demikian hampir semuanya sepakat bahwa nenek manusia bukan manusia model yang fosilnya ditemukan itu.
Para ahli pendukung teori evolusi mengatakan bahwa makhluk itu merupakan missing link (mata rantai yang hilang) dari ras manusia. Namun bagi umat Islam dan para ilmuwan modern, keberadaan fosil manusia purba tidak pernah diakui kebenarannya.
Para evolusionis (kaum yang menganut paham teori evolusi Darwin) yang memang atheis tidak punya pijakan siapa manusia pertama sehingga berasumsi bahwa manusia yang sekarang ada merupakan perkembangan dari manusia purba.
Baca juga: 5 Fakta Ini Jelaskan Mengapa Bangsa Romawi Diabadikan dalam Alquran
Keberadaan manusia purba, termasuk binatang dinosaurus sudah banyak disangkal oleh para ilmu wan modern. Beberapa temuan terakhir justru menunjukkan bahwa teori manusia purba tidak benar alias tidak pernah ada.
Selama ini kita mendapatkan pemahaman yang salah yang diberikan pada waktu pendidikan dasar, ditambah dengan rekayasa film ala holywood yang memvisualisasi keberadaan mahlukmahluk di jaman purba, di antaranya Film Jurasic Park.
Baca juga: Bersyahadat tanpa Paksaan, Mualaf Julianne Froyseth: Islam Agama yang Rasional
Keadaan menjadi bertambah parah tatkala teori tentang manusia purba yang dikemukakan oleh para evolusionis ini diberikan tempat di dalam kurikulum pendidikan dasar kita. Para ilmuwan Barat yang sebagian besar memang menganut teori evolusi memasukkan Australopithecus atau ras kera yang telah punah sebagai ras nenek moyang manusia.
Padahal ada jurang besar dan tak berhubungan antara kera dan manusia. Perbedaan ini yang tidak bisa dijelaskan oleh mereka selanjutnya disebut dengan mata rantai yang hilang (missing link).
Adapun ras manusia primitif menurut mereka, sebenarnya hanya variasi dari ras manusia modern, namun dibesar-besarkan sebagai spesies yang berbeda. Faktanya, tidak ada urutan kronologis seperti itu.
Banyak yang hidup pada periode yang sama...
Banyak yang hidup pada periode yang sama yang berarti tidak ada evolusi, bahkan ada yang lebih tua dari jenis yang diklaim sebagai nenek moyangnya.
Tatkala para evolusionis tak juga menemukan satu fosilpun yang bisa mendukung teori mereka, terpaksa mereka melakukan manipulasi. Contoh yang pa ling terkenal adalah manusia Piltdown yang dibuat dengan memasangkan tulang rahang orang utan pada tengkorak manusia.
Fosil ini telah membohongi dunia ilmu pengetahuan selama 40 tahun. Ilmuwan evolusionis yang tidak mengenal Tuhan tidak mendapatkan informasi siapa manusia pertama yang mendiami bumi ini. Oleh karena itu mereka membuat teori asal usul manusia yang dimulai dari manusia kera, manusia purba dan manusia modern.
Apabila kita orang Islam mengemukakan konsep manusia pertama adalah Adam, sebagaimana disebutkan di dalam Alquran dan Hadis Nabi SAW, besar kemungkinan akan ditolak karena bertentangan dengan teori yang mereka buat.
Dikutip dari buku Qashashul Anbiya (Kisah Para Nabi), Allah Ta'ala menegaskan hal terebut dalam QS. Al Baqarah ayat 30-39.
Ada yang berpendapat, para malaikat tersebut mengetahui bahwa hal tersebut telah terjadi sebelumnya, di mana sebelum penciptaan Adam mereka telah telah menyaksikan (kerusakan dan pertumpahan darah) yang terjadi dari kalangan jin dan binatang. Pendapat ini diungkapkan oleh Qatadah.
Abdurrahman bin Umar berkata, “Dua ribu tahun sebelum penciptaan Adam, bangsa jin telah menumpahkan darah. Maka Allah mengirim sekelompok pasukan dari bangsa malaikat kepada mereka. Para malaikat tersebut mengusir mereka hingga sampai pada pulau-pulau yang dikelilingi oleh lautan.” Hal senada juga diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Dari Al-Hasan ia berkata, “(Para malaikat) diberikan Ilham untuk mengetahui hal itu.”
Ada yang berpendapat bahwa para malaikat mengatakan hal tersebut setelah melihat ke Lauhul Mahfudz. Ada juga yang mengatakan bahwa hal tersebut diberitahukan oleh Harut dan marut dari malaikat yang yang lebih tinggi dari mereka berdua yang bernama As-Sijilli. Pendapat ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Ja'far Al-Baqir.
Baca juga: Bagaimana Laut Merah Bisa Terbelah oleh Tongkat Nabi Musa? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Ada pula yang berpendapat, sebab para malaikat mengetahui biasanya makhluk yang ada di bumi rata-rata perbuatannya seperti itu. Firman Allah Ta'ala,
فَدَلّٰىهُمَا بِغُرُورٍۚ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْاٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِففٰنِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَّرَقِ الْجَنَّةِۗ
“Ia (setan) menjerumuskan keduanya dengan tipu daya. Maka, ketika keduanya telah mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah pada keduanya auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (di) surga.” (QS Al-A'raf: 22)/ Demikian juga firman Allah di surat Thaha,
فَاَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْاٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفٰنِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَّرَقِ اللْجَنَّةِۚ “Lalu, mereka berdua memakannya sehingga tampaklah oleh keduanya aurat mereka dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga.” (QS Thaha: 121)
Hawa memakan buah dari pohon tersebut sebelum Adam dan dialah yang mendesak Adam untuk memakan buah tersebut.