Bahaya Utang: Ingat Kata Nabi Muhammad, Mati Syahid tidak Menghilangkan Utang

Nabi Muhammad SAW mewanti-wanti umatnya untuk menghindari utang.

dok. Pixabay
Bahaya Utang: Ingat Kata Nabi Muhammad, Mati Syahid tidak Menghilangkan Utang
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW mewanti-wanti umatnya untuk menghindari utang. Beliau SAW memang pernah berutang kepada seorang Yahudi, tetapi utang tersebut justru untuk membantu kelompok masyarakat yang tertimpa musibah.

Baca Juga


Pernahnya Nabi Muhammad SAW berutang sepatutnya bukan menjadi dasar, apalagi menganggap enteng, untuk meminjam uang atau berutang kepada orang lain. Berikut ini lima hadits yang menjadi peringatan tentang bahaya utang.

5 Hadits Nabi Muhammad SAW tentang Bahaya Utang

1. Mati Syahid tidak Menghilangkan Utang

Sekalipun seorang Muslim itu meninggal secara syahid, dan dosa-dosanya mendapat ampunan dari Allah SWT, tetap saja tidak membantu melunasi utangnya jika memang yang bersangkutan punya utang. Berikut haditsnya:

يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إلَّا الدَّيْنَ.

"Orang yang (mati) syahid diampuni segala dosa-dosanya, kecuali utangnya." (HR. Muslim, diriwayatkan dari Abdullah bin 'Amr RA)

2. Pahala Dikurangi Bila Meninggalkan Utang di Dunia

Dalam sebuah riwayat hadits, disebutkan bahwa utang yang dimiliki oleh seseorang dan tidak terbayarkan selama di dunia, maka kelak akan mengurangi pahala kebaikannya di Hari Akhir. Haditsnya sebagai berikut:

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

 من مات وعليه دينارٌ أو درهمٌ قضي من حسناتِه ليس ثَمَّ دينارٌ ولا درهمٌ.

"Siapa yang meninggal dunia tetapi masih punya tanggungan utang satu dinar atau satu dirham, maka akan diganti dari pahala kebaikannya pada hari ketika dinar dan dirham tidak berguna lagi (Hari Akhir)." (HR. Ibnu Majah)

 

 

3. Utang Ibarat Meneror Diri

Bahkan Nabi Muhammad SAW memberi peringatan bahwa utang itu sebetulnya sama saja dengan meneror atau menakuti-nakuti diri sendiri. Utang bikin orang cemas, galau dan gelisah. Entah karena dikejar kejar debt collector atau bingung cara bayarnya bagaimana.

 عن عقبة بن عامر، يقول: إن رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: " لا تخيفوا أنفسكم بعد أمنها " قالوا: وما ذاك يا رسول الله؟ قال: " الدين "

Dari Uqbah bin Amir RA, Rasulullah SAW bersabda, "Jangan kalian menakut-nakuti (meneror) diri kalian, padahal kalian sudah dalam keadaan aman." Kemudian mereka (para sahabat) bertanya ke Nabi, "Apa itu, wahai Rasulullah SAW?" Beliau SAW bersabda, "Utang." (HR. Ahmad)

4. Ruh Menjadi Tertahan Akibat Utang

Ruh seorang Muslim yang sudah meninggal dunia ternyata bisa tertahan jika dia masih memiliki utang, sampai utang tersebut lunas. Berikut ini haditsnya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ruh seorang mukmin (yang telah meninggal dunia) itu menjadi tertahan akibat utang yang dimilikinya, hingga dibayar utang tersebut." (HR. Tirmidzi)

 

5. Orang yang Berutang Bisa Dianggap Pencuri

 عن شعيب بن عمرو قال: حدثنا صهيب الخير، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم، قال: «أيما رجل تدين دينا، وهو مجمع أن لا يوفيه إياه، لقي الله سارقا

Diriwayatkan dari Syu'aib bin 'Amr RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang berutang dan bermaksud untuk tidak melunasinya, maka dia akan menemui Allah dengan status sebagai pencuri." (HR. Ibnu Majah)

Hendaknya setiap Muslim ingat pesan Nabi Muhammad SAW tentang beberapa hal yang jika seorang Muslim terbebas darinya, maka akan masuk surga. Diriwayatkan dari Tsauban RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

عن ثوبان رضي الله عنه  قال: قال رسول الله ﷺ: من فارقت روحه جسده وهو بريء من ثلاث دخل الجنة: الغلول والدين والكبر

 

"Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan terbebas dari tiga hal, yaitu sombong, ghulul (khianat) dan utang, maka dia akan masuk surga." (HR. Tirmidzi)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler