Kemenperin Dorong Industri Produksi Alternatif Plastik Sekali Pakai

Perusahaan didorong berkomitmen mengurangi sampah plastik.

Republika/Wihdan Hidayat
Ilustrasi sampah plastik. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong para pelaku industri agar berperan aktif dalam menghadapi darurat polusi plastik global.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong para pelaku industri agar berperan aktif dalam menghadapi darurat polusi plastik global. Salah satu industri Tanah Air yang berkomitmen dalam pengurangan sampah plastik yaitu PT ATMI IGI Center, industri yang mengembangkan produk berkelanjutan dari Solo, Jawa Tengah.

Baca Juga


Perusahaan tersebut juga merupakan salah satu co-exhibitor Indonesia saat menjadi official partner country di Hannover Messe 2023. Di sela pameran tersebut, PT ATMI IGI Center dan Solinatra Group B.V telah berkomitmen ikut dalam menghadapi krisis plastik dunia melalui nota kesepahaman yang ditandatangani pada 17 April 2023 di Paviliun Indonesia.

Dalam nota kesepahaman itu, kedua pihak akan bekerja sama mengembangkan Solinatra sebagai alternatif dari plastik yang lebih ramah lingkungan dengan bahan 100 persen alami terbuat dari surplus pertanian. “Saat ini, masyarakat di seluruh dunia perlu segera mencari alternatif yang lebih bersih untuk menggantikan plastik, yang telah menyumbang 3,2 persen dari emisi CO2 global dan mencemari lautan dengan 15 juta ton plastik setiap tahunnya," ujar Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (Dirjen KPAII) Kemenperin Eko SA Cahyanto dalam keterangan resmi, Selasa (12/9/2023).

Ia menambahkan, mikroplastik telah ditemukan di Kutub Utara, di Palung Mariana, di udara yang kita hirup, di ikan yang kita makan, dan bahkan di tubuh manusia sendiri. Eko menyampaikan, kerja sama antarkedua perusahaan tersebut dilatarbelakangi kepedulian terhadap dampak plastik terhadap lingkungan.

PT ATMI IGI Center dan Solinatra Group BV kemudian mendirikan ATMI-Solinatra Center of Excellence yang menjadi pelopor di Indonesia dalam menggunakan Solinatra sebagai alternatif plastik. “Material ini bukan hanya terbuat dari limbah pertanian, tetapi juga dapat terurai secara alami menjadi kompos tanpa meninggalkan mikroplastik atau zat beracun,” jelasnya.

Eko mencontohkan, kapsul kopi yang dibuat dari Solinatra akan menjadi kompos dalam waktu yang bersamaan dengan kulit pisang. Ketika dikomposkan, Solinatra akan menjadikan tanah yang berkualitas. 

Produk tersebut pun menjadi kompos ketika dibawa ke pabrik pengomposan industri dan tempat pembuangan sampah. Material Solinatra dapat terurai secara hayati di lingkungan serta kehidupan laut, dan nantinya akan terdegradasi secara alami sehingga aman bagi ikan dan kehidupan laut lainnya.

Selain mendukung lingkungan, Solinatra juga berperan dalam mengurangi emisi gas buang, salah satunya melalui penanaman mangrove bebas plastik. Pada akhir pekan lalu, telah dimulai kerja sama penelitian PT ATMI IGI Center dan Solinatra Group B.V untuk menggantikan polybag mangrove dengan pot mangrove ramah lingkungan yang menggunakan Solinatra.

“Kesepakatan ini diharapkan akan menggerakkan perubahan menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan, sambil meningkatkan perdagangan, terutama dalam bidang material berkelanjutan alternatif dari plastik. Semoga inisiatif ini menjadi contoh bagi dunia dalam menghadapi krisis plastik yang semakin mendesak,” tutur dia.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler