Disebut dalam Alquran, Buah Delima Bermanfaat Cegah Penuaan
Buah delima telah disebutkan dalam Alquran sebanyak tiga kali.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah buah delima benar-benar makanan super yang mampu melawan penuaan? Para ilmuwan telah menemukan molekul dalam buah delima, yang diubah oleh mikroba di usus, memungkinkan sel otot melindungi diri dari salah satu penyebab utama penuaan.
Buah delima telah disebutkan dalam Alquran sebanyak tiga kali, yakni dalam surat Al Anaam ayat 99, surat Al Anaam ayat 141, dan surat Ar Rahman ayat 68-69.
Tidak hanya itu. Ada pula beberapa hadits yang menyebutkan tentang buah delima tersebut. Rasulullah (SAW) bersabda, “Delima dan kulitnya memperkuat pencernaan (perut).” (diriwayatkan Ali ra Abu Nuaim, Al-Jozi)
Dilansir dari About Islam, Selasa (12/9/2023), ilmuwan melakukan percobaan kepada hewan, efeknya sungguh menakjubkan. Sedangkan uji klinis terhadap manusia sedang dilakukan, namun beberapa temuan awal telah dipublikasikan di jurnal Nature Medicine menurut Ecole Polytechnique Fédérale de Lausanne dari Swiss.
Seiring bertambahnya usia, sel-sel kita semakin kesulitan mendaur ulang sumber energinya. Disebut mitokondria, kompartemen bagian dalam ini tidak lagi mampu menjalankan fungsi vitalnya, sehingga menumpuk di dalam sel.
Degradasi ini berdampak pada kesehatan banyak jaringan, termasuk otot, yang secara bertahap melemah selama bertahun-tahun. Penumpukan mitokondria yang tidak berfungsi juga diduga berperan dalam penyakit penuaan lainnya, seperti penyakit Parkinson.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi sebuah molekul yang, dengan sendirinya, berhasil membangun kembali kemampuan sel untuk mendaur ulang komponen mitokondria yang rusak: urolithin A.
Pengujian ilmuwan...
“Ini adalah satu-satunya molekul yang diketahui dapat meluncurkan kembali proses pembersihan mitokondria, atau dikenal sebagai mitofag. Ini adalah bahan yang sepenuhnya alami, dan efeknya sangat kuat serta terukur,” kata Patrick Aebischer, salah satu penulis studi tersebut.
Para ilmuwan memulai dengan menguji hipotesis mereka pada tersangka yang biasa: nematoda C. elegans. Ini adalah subjek tes favorit di kalangan ahli penuaan, karena hanya dalam 8-10 hari sudah dianggap lanjut usia. Umur cacing yang terkena urolithin A meningkat lebih dari 45 persen dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Hasil awal yang menggembirakan ini mengarahkan tim untuk menguji molekul tersebut pada hewan yang memiliki lebih banyak kesamaan dengan manusia.
Dalam penelitian terhadap hewan pengerat, seperti pada C. elegans terjadi penurunan jumlah mitokondria secara signifikan, yang menunjukkan proses daur ulang seluler yang kuat sedang berlangsung. Tikus yang lebih tua, sekitar usia dua tahun, menunjukkan daya tahan 42 persen lebih baik saat berlari dibandingkan tikus yang berusia sama dalam kelompok kontrol.
Namun, sebelum membeli buah delima, perlu diperhatikan bahwa buah delima itu sendiri tidak mengandung molekul ajaib, melainkan pendahulunya. Molekul tersebut diubah menjadi urolithin A oleh mikroba yang menghuni usus.
Oleh karena itu, jumlah urolitin A yang dihasilkan dapat sangat bervariasi, bergantung pada spesies hewan dan flora yang ada dalam mikrobioma usus. Beberapa individu tidak menghasilkan apa pun sama sekali. Jika Anda salah satu yang kurang beruntung, mungkin jus delima tidak ada gunanya bagi Anda.
Namun, bagi mereka yang tidak memiliki mikroba yang tepat di ususnya, para ilmuwan telah mencari solusinya. Rekan penulis penelitian ini mendirikan perusahaan baru, Amazentis, yang telah mengembangkan metode untuk memberikan dosis urolithin A yang dikalibrasi dengan baik. Perusahaan tersebut saat ini sedang melakukan uji klinis pertama yang menguji molekul tersebut pada manusia di rumah sakit Eropa.