Menyambangi Masjid Ruko Abu Bakar Ashsiddiq
Ketemu masjid di sekitaran Cawang, seneng banget deh
Jembatan penyebrangan, hiruk pikuknya suasan cawang, terpantau di masjid ini, bersyukur bisa menemukan masjid ini di waktu sholat Dhuhur, siraman matahari yang membakar, celingukan nyari masjid, penasaran suara adzan, namun masjidnya susah ketemu, dan akhirnya,alhamdulillah.
Jika saja tak ada papan nama yang menunjukan bangunan itu adalah tempat ibadah, mungkin para pengendara disekitaran jalan Otto Iskandar Dinata, Cawang, akan menyangka bahwa bangunan yang berhimpitan dengan ruko dan bangunan lainnya adalah tempat usaha.
Penulis sebenarnya sudah cukup lama penasaran dengan bangunan ini, di papan nama tertulis Masjid Abu Bakar Ashshiddiq, sebuah bangunan yang jauh banget dengan tipikal masjid yang kita kenal. Bangunan kotak dengan hiasan kaca, nggak banget deh disebut masjid, itu mah ruko
Nah inilah keunikan masjid yang memang fungsi awalnya buat ruko, tangga, jendela dan fisik bangunan rumah toko bingit deh, namun dengan adanya tempat wudhlu, toilet dan pembatas antara jamaah perempuan dan laki laki maka kesan ruko pun hilang.
Adzan bergema di satu siang, rehat sejenak dari aktifitas, saatnya mencari masjid terdekat, tanya tanya sebentar akhirnya setelah melewati proyek perbaikan trotoar, menemukan juga masjid. Di depan masjid ada showcase berisi air dingin yang boleh diambil secara gratis.
Langsung menuju tempat wudhlu dan juga toilet, tempat buang air kecil ditutup tirai tebal dari plastik.Usai bersuci, menyempatkan ke lantai atas yang hanya ada anak anak kecil, salah satu anak menerangkan bahwa tempat yang dilapisi karpet merah bukan untuk jamaah sholat kecuali lantai bawahnya sudah penuh.
Baiklah bro, balik lagi ke lantai dasar dan gabung dengan jamaah lainnya, diantara tangga, ditempatkan locker terbuat dari kayu, ruang utama masjid di sekat untuk memisahkan barisan jamaah perempuan dan laki laki.
Sekat yang terbuat dari rotan ini membelah ruangan sehingga masing masing jamaah punya ruangan tersendiri. Usai sholat Penulis memperhatikan jamaah yang sedang sholat,, di antara mereka ada yang mengambil kayu seperti talenan namun bisa berdiri tegak. Diatasnya tertulis “Sutrah”, kayu yang mirip talenan berfungsi sebagai pembatas agar orang tak melewati areal yang sedang sholat.
Penulis berdecak kagum dengan orang yang mau untuk mewakafkan ruko ini menjadi sebuah masjid, jika di jual atau di sewakan tentu akan mendatangkan income bagi pemiliknya, namun memilih mewakafkan bangunan adalah hal yang terpuji.
Seusai sholat, liat liat dahulu bangunan masjid dari sisi luar, oh iya masjid Abu Bakar Ashsiddiq ini juga menyewakan tempat lho, bisa untuk pernikahan, seminar atau juga manasik. Dan keberadaan masjid ini juga adalah Mitra Pengelolaan Zakat Dompet Dhuafa, keren ya.
Semoga keluarga yang mewakafkan tempat ini yang berlokasi di Jalan Otista Raya Nomor 411, Cawang, Jakarta Timur dilimpahkan amal kebaikan karena pemungsian bangunan ruko menjadi masjid adalah sesuatu yang hebat, para musafir bisa beristirahat, atau yang kesulitan mencari masjid di sekitaran Cawang bisa memanfaatkan masjid ini untuk beribadah.
Gitu deh pengalaman unik Penulis ketika berada di masjid Abu Bakar Ashshiddiq Cawang, dari muasal ruko ternyata berubah fungsi menjadi tempat ibadah berupa masjid, keren pisan euy.Pengen tahu juga tempat tempat keren berupa masjid masjid, keunikan bangunan ataupun aktifitas di masjid? Jangan ragu untuk pantengin artikel Penulis di rubrik Agama Retizen, karena Insha Allah Penulis bakalan jelajahi masjid masjid lainnya, setiap masjid punya sisi unik untuk di ceritakan.
Hanya di sini, ada kisah dan cerita masjid di sekitaran Nusantara, atau jangan jangan masjid yang Penulis ceritakan pernah kalian singgahi atau malah itu masjid yang dekat dengan tempat tinggalmu. Yuk ah kita makmurkan masjid.