Kemarau Panjang, MUI Jabar Imbau Masyarakat Gelar Sholat Istisqa

Dampak kemarau saat ini meluas, mulai dari kekurangan air hingga kebakaran.

Antara/Jessica Helena Wuysang
Dua perempuan menangis seusai melaksanakan Sholat Istisqa (salat minta hujan) di halaman Makodam XII/Tanjungpura di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (17/9/2019).
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Di tengah musim kemarau yang berkepanjangan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengimbau seluruh masyarakat menggelar sholat istisqa. Dengan sholat istisqa, diharapkan Allah SWT menurunkan hujan.

"Jadi memang MUI mau mengeluarkan imbauan agar masyarakat segera melaksanakan sholat istisqa, shalat meminta hujan karena kemarau sudah cukup lama," ucap Sekretaris MUI Jabar KH Rafani Akhyar saat dihubungi, Rabu (13/9/2023).

Selain kemarau yang berkepanjangan, ia mengatakan dampak kemarau terjadi secara meluas. Rafani mengatakan dampak kemarau yang terjadi, yaitu kekurangan air dan ancaman lainnya, seperti kebakaran hutan, kebakaran tempat sampah hingga gedung.

"Dampak ekonomi lainnya, harga beras sampai Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu," kata  dia.

Ia mengatakan sholat istisqa dianjurkan ketika menghadapi musim kemarau. Termasuk berdoa, bertobat hingga beristigfar.

"Di dalam Alquran kalau orang tobat, dulu zaman nabi Hud, Allah akan menurunkan hujan dengan derasnya dan memberikan kekuatan," kata dia.

Rafani mengatakan, selain ikhtiar yang dilakukan secara sains dan teknologi, pendekatan yang harus dilakukan yaitu kepada Allah SWT dengan melaksanakan sholat istisqa.

"Kita harus yakin sebagai orang beriman, di samping berikhtiar secara sains. Sebagai orang beriman tidak cukup hanya itu harus diikuti dengan pendekatan kepada Allah SWT dengan sholat istisqa," kata dia.

Baca Juga


Cara melaksanakan sholat minta hujan (istisqa). - (Kurnia Fakhrini/Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler