Virus Nipah Tewaskan Dua Orang, India Karantina 7 Desa
Virus dapat merusak otak
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI --- Pihak berwenang menutup beberapa sekolah dan kantor serta menetapkan lebih dari tujuh desa sebagai zona karantina di negara bagian selatan Kerala. Tindakan ini setelah pemerintah setempat mencatat dua kematian akibat virus Nipah yang langka dan mematikan. Virus itu diketahui dapat merusak otak.
Satu orang dewasa dan satu anak masih terinfeksi dan dirawat di rumah sakit, dan lebih dari 130 orang sejauh ini telah dites apakah terjangkit virus ini. Virus Nipah ditularkan ke manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh kelelawar, babi, atau orang lain yang terinfeksi, kata seorang pejabat dari kementerian kesehatan Kerala.
Satu orang meninggal dunia bulan ini, sementara satu orang lagi meninggal pada 30 Agustus 2023 lalu. Sementara dua orang lainnya dari keluarga yang sama, termasuk seorang anak, terinfeksi dan dirawat di rumah sakit.
Pihak berwenang mengumumkan zona karantina di tujuh desa di distrik Kozhikode, menutup sekolah, bank, dan institusi lainnya.
Tiga tim dari pemerintah federal termasuk Institut Virologi Nasional dijadwalkan tiba di Kerala pada Rabu (13/9/2023), untuk melakukan pengujian lebih lanjut, kata pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya, karena tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Virus Nipah yang mematikan dan merusak otak pertama kali diidentifikasi pada tahun 1999. Virus ini menjadi wabah penyakit yang menyerang peternak babi dan orang lain yang melakukan kontak dekat dengan babi di Malaysia dan Singapura.
Ini adalah wabah Nipah keempat di Kerala sejak tahun 2018. Wabah pertama dan terburuk dimulai dari seorang pria berusia 26 tahun yang pergi ke rumah sakit dengan demam dan batuk yang menyebar ke anggota keluarga dan pasien lain sebelum didiagnosis sebagai Nipah.
Setidaknya 21 dari 23 orang yang terinfeksi meninggal saat itu. Pada tahun 2019 dan 2021, virus Nipah merenggut dua nyawa lagi.
Investigasi Reuters yang diterbitkan pada bulan Mei mengidentifikasi beberapa bagian dari Kerala sebagai salah satu tempat yang paling berisiko secara global untuk wabah virus kelelawar. Deforestasi dan urbanisasi yang ekstensif telah membuat manusia dan satwa liar berada dalam kontak yang dekat.